MAGELANG—Warga di sekitar Candi Borobudur melakukan ritual ‘Ruwat Rawat Candi Borobudur’, Kamis (28/7). Kegiatan ini digelar sebagai sebagai salah satu upaya melestarikan budaya.
Ritual dilakukan belasan warga yang tergabung dalam Warung Info Jagad Cleguk. Mereka berpakaian adat Jawa, serta sebagian berseragam memakai jas dan peci hitam di kepala.
Promosi Wealth Management BRI Prioritas Raih Penghargaan Asia Trailblazer Awards 2024
Dengan berbaris rapi, mereka berjalan di pelataran Candi Borobudur. Seorang pemangku adat berpakaian Jawa memimpin di depan sembari membawa peranti ritual. Satu persatu lantai di Candi dikelilingi, sambil doa-doa terus dilantunkan.
Di lantai tujuh, sedianya mereka akan melanjutkan naik ke lantai delapan hingga puncak lantai 10. Namun, tiga lantai itu masih dilakukan pembersihan dan ditutup untuk wisatawan, sehingga mereka urung melakukannya.
Usai ritual di Candi, mereka turun ke pelataran. Sebuah tumpeng diletakkan di tengah tikar dan warga duduk melingkarinya. Tumpeng itu berisi nasi kuning, ayam serta lauk-pauk khas Jawa. Sesaat pimpinan ritual melantunkan kidung Jawa Islam, selanjutnya mereka makan ingkung tersebut bersama-sama.
Pimpinan Warung Info Jagad Cleguk, Sucoro mengungkapkan, kegiatan itu merupakan ritual yang dilakukan warga sekitar Candi Borobudur sejak zaman dahulu. “Kami ingin tetap melakukannya, sebagai cara menghormati warisan budaya,” ungkapnya.(Harian Jogja/Nina Atmasari)
Foto: Anggota Warung Info Jagad Cleguk berdoa saat ‘Ruwat Rawat Candi Borobudur’, Kamis (27/7).(Harian Jogja/Nina Atmasari)