SOLOPOS.COM - Pengunjung Candi Borobudur sebelum pandemi Covid-19. (ANTARA/Heru Suyitno)

Solopos.com, SLEMAN — Fase kehidupan normal baru atau “the new normal” disambut positif pelaku wisata, termasuk pengelola Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Mereka bersiap menerima kedatangan wisatawan lagi pada Juni 2020.

Mereka akan menerapkan pola hidup baru wisata di tengah pandemi virus corona dengan protokol ketat penanganan virus Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Utama PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero), Edy Setijono, mengatakan pihaknya siap membuka kembali operasional destinasi tersebut pada Juni 2020.

Mau Gadaikan Barang untuk Modal Lebaran? Simak Dulu Daftar Bunga Gadai Ini

Ekspedisi Mudik 2024

Operasional di Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.

“Saat ini kami lakukan berbagai persiapan mulai perbaikan hingga peningkatan standar kualitas pelayanan. Kami siap menjalankan pariwisata yang bersih, sehat, dan aman bagi pengunjung,” kata Edy kepada wartawan, Senin (18/5/2020).

Menurut dia, operasional pelayanan pariwisata tersebut sesuai dengan arahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). New normal pariwisata yang dilakukan TWC, juga mewajibkan seluruh wisatawan menggunakan masker dan menerapkan physical distancing.

Sambut Skenario Kenormalan Baru, Begini Protokol Yang Disiapkan PT KAI

“Jadi yang tidak menggunakan masker kami tolak untuk masuk,” tegas Edy.

Stiker Penanda Panas Tubuh

Setiap wisatawan yang masuk di Candi Borobudur dan dua candi lainnya juga dicek suhu tubuhnya. Setelah suhu tubuh dicek, wisatawan akan diberi stiker berwarna sesuai dengan statusnya.

Suhu tubuh di bawah 37,5 derajat celcius, akan diberikan stiker warna hijau. Stiker kuning untuk suhu tubuh 37,5 hingga 37,7 celcius. Sedang wisatawan yang suhu tubuhnya di atas 38 derajat, diberikan striker warna merah.

Seratusan Pengunjung Mal di Soloraya Ngeyel Tak Pakai Masker, Pilih Beli Masker atau Pulang!

“Ini bukan untuk membuat ketakutan, tetapi memberikan attention dan pelayanan kepada wisatawan. Mereka yang berstiker kuning akan mendapatkan pengawasan khusus. Yang berstiker merah akan diarahkan ke klinik kesehatan dan akan mendapatkan treatment,” kata dia.

Pihaknya juga menyediakan hand washing stations tiap 100 meter, signage (informasi grafis), dan information board protocol Covid-19. Selain itu, pengelola Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko juga menempatkan customer service secara mobile.

“Untuk mengurangi interaksi antara petugas dan wisatawan, kami menerapkan pembayaran sebagian loket ticketing secara cashless,” ujar dia.

Hiks, Pengemudi Travel di Solo Ini Curhat Hampir Empat Bulan Tak Dapat Penghasilan

Edy mengatakan operasional pelayanan tersebut tidak hanya untuk kepentingan TWC, tetapi juga bagaimana bisa menggerakkan roda ekonomi sekitar yang mandek sejak beberapa bulan terakhir.

“Selama tiga bulan kami tidak beroperasi, tentu tidak ada pendapatan yang masuk. Ekonomi di sekitar yang mengandalkan pariwisata seperti UKM, travel agent, perhotelan juga tidak bergerak,” katanya.

Sultan Jogja: Tak Usah Salat Id di Masjid atau Lapangan Dulu!

Dengan diterapkannya the new normal pariwisata, dia berharap dapat membangun kepercayaan wisatawan sehingga dunia pariwisata dan perekonomian sekitar kembali berputar.

“Kami berharap ini dapat kembali membangkitkan perekonomian masyarakat. Tentunya dengan tetap mengikuti anjuran pemerintah menggunakan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun,” kata Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya