SOLOPOS.COM - Ilustrasi video mesum (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Dengan berbekal webcam, seorang wanita berusia 24 tahun bernama Nikki menjalankan sebuah usaha prostitusi rumahan. Camming, istilah baru untuk film cabul yang diproduksi di rumah sendiri.

Selain menggunakan webcam, para cammers juga membutuhkan akses internet untuk dapat mengupload berbagai gerakan sensualnya ke pelanggannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Beberapa pelanggan yang merupakan orang asing, membayarnya untuk setiap rekaman aktivitas seksual yang dilakukkan oleh seorang cammers. Terkadang juga para cammers membumbuinya dengan sebuah percakapan sederhana.

“Saya tidak perlu berhubungan seks untuk mendapatkan uang, karena bagi saya aktivitas seks sangat pribadi. Cammer dibayar pelanggan hanya untuk dilihat saja,” Ungkap Nikki seperti yang diberitakan oleh news.com.au, Jumat (23/8/2013).

Nikki juga menjelaskan bahwa pelanggan dapat login ke area chatting secara gratis dan nantinya dapat pula menegosiasikan harga. Selain melayani pelanggan banyak sekaligus, dia juga melakukan pelayanan secara eksklusif atau satu persatu.

Atas usaha camming ini, Nikki dapat meraup keuntungan sebesar US$300 atau sekitar Rp30 juta dalam sepekan. Perbedaan cammers dengan para pekerja seks tradisional adalah para cammers bekerja untuk diri mereka sendiri.

Mereka sebagai operator sendiri, menegosiasikan syarat dan menentukan aturan kepada pelanggan sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu dirinya juga dapat melakukan tukar kartu kredit kepada pelanggan secara pribadi.

Sejauh ini situs camming miliknya hanya ditawarkan di Amerika dan Eropa. Kebanyakan pelanggannya adalah dari kalangan pengusaha yang berasal dari Melbourne, Sydney dan Adelaide.

Bagi Nikki rasa aman adalah prioritas utama. Oleh karena itu dia akan langsung melakukan tindakan jika ada pelanggan melontarkan permintaan yang tidak biasa atau berkomentar kasar.

Sejauh ini camming cukup populer dikalangan mahasiswa yang membutuhkan uang untuk biaya kuliah dan beberapa tagihan lainnya. Namun akhir-akhir ini juga banyak wanita dari pasangan yang sudah menikah, melakukan pekerjaan ini untuk membantu suami menghasilkan uang.

Nikki mengatakan pekerjaan ini bukan aktivitas yang membuang-buang waktu, sebab untuk mengaksesnya tidak gratis. Meski sebagian dari pelanggan akan mengumpatnya sebagai pelacur jika dia menjelaskan kepada pelanggan bahwa layanan ini berbayar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya