SOLOPOS.COM - Kereta Kelinci melintasi satu-satunya jalur evakuasi di Kecamatan Manisrenggo, Klaten yang sedang diperbaiki, Rabu (12/6/2013). (Shoqib Angriawan/JIBI/SOLOPOS)


Kereta Kelinci melintasi satu-satunya jalur evakuasi di Kecamatan Manisrenggo, Klaten yang sedang diperbaiki, Rabu (12/6/2013). (Shoqib Angriawan/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN--Camat Manisrenggo menyayangkan pemerintah yang hanya memperbaiki jalur evakuasi sepanjang 600 meter yang melewati tiga desa di wilayahnya . Padahal, jalan yang diperbaiki merupakan jalur evakuasi satu-satunya yang dimiliki Kecamatan Manisrenggo, Klaten.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Saya sangat menyayangkan sekali kenapa yang diperbaiki hanya sepanjang 600 meter, kenapa kok tidak keseluruhan hingga mencapai Desa Kepurun,” paparnya saat dihubungi Solopos.com, Kamis (13/6/2013).

Ketiga desa itu yakni Kecemen, Kebonalas dan Sapen. Dia menilai perbaikan jalan seharunya mencapai 5 Kilometer (Km) hingga mencapai Desa Kepurun.

Dia mengatakan jalur evakuasi itu seharusnya diperbaiki hingga ke Desa Kepurun yang notabene adalah daerah rawan bencana. Apalagi, jalur evakuasi saat ini bercampur dengan jalur galian C yang digunakan untuk truk bermuatan pasir. “Dahulu waktu erupsi merapi saja jalan itu sangat penuh sesak. Seharusnya diperbaiki total supaya arusnya lancar,” imbuhnya.

Dia mengungkapkan kerusakan jalan di tiga desa itu terjadi sejak erupsi Merapi beberapa tahun silam. Kemudian, kerusakan bertambah parah dengan masuknya ratusan truk pasir yang lewat setiap hari di daerah itu. Dia berharap pemerintah bisa bersikap bijak dalam menentukan kebijakan, apalagi menyangkut keamanan dan nyawa.

Terpisah, koordinator pelaksana pembangunan jalan dari CV Gunung Sari, Suryanto, mengungkapkan pembangunan jalan itu menggunakan anggaran senilai Rp 1,7 miliar. Pembangunan dilakukan dengan rentang waktu 90 hari mulai 3 Mei 2013.

Sesuai rencana, jalan yang rusak yang terbuat dari aspal akan diganti dengan cor dengan ketebalan 20 sentimeter (cm). Ketebalan jalan itu sengaja ditambah lantaran ketinggian sawah dengan jalan hampir sama. Oleh sebab itu, jalan selalu rusak karena tergenang air.

“Saat ini, baru dalam tahap pengecoran sisi timur jalan. Nantinya, jalan yang dibangun memiliki lebar 5 meter,” ungkapnya kepada Solopos.com di lokasi, Rabu (12/6/2013).

Proses pembuatan jalan, sambungnya, dilakukan dengan pemberian rangka yang terbuat dari baja setebal 10 milimeter, kemudian dicor dengan menggunakan semen dan batu kerikil. Menurutnya, rangka dan cor yang dibuat memiliki daya tahan yang lebih kuat dibandingkan aspal. Untuk sementara, arus lalu lintas truk menuju Kali Woro dialihkan menuju Pasar Butuh.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya