SOLOPOS.COM - Guru TK Kristen Setabelan mengajak anak interaksi dengan lagu, Rabu (3/5/2023). Calistung dikenalkan kepada siswa TK dan PAUD dengan cara yang menyenangkan. (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO—Pembelajaran baca, tulis, dan berhitung (Calistung) tetap boleh diajarkan di TK atau PAUD asalkan dengan metode yang tepat.

Kepala PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo, Galuh Murya Widyawati, mengatakan pembelajaran Calistung untuk TK dan PAUD harus diajarkan dengan cara yang menyenangkan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Bukan berarti tidak boleh sama sekali ya, calistung tetap diajarkan dengan cara yang menyenangkan,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (3/5/2023).

Dia mengatakan metode yang digunakan bisa beragam. Misalnya menggunakan alat peraga atau metode bermain. “Jadi mengajarkan Calistung itu harus, tapi lebih pada pengenalan keaksaraan lebih dulu,” lanjut dia. 

Menurut dia, metode belajar untuk TK atau PAUD harus lebih variatif, tidak hanya mengandalkan hafalan yang bersifat memaksa. 

“Kalau dulu calistung itu kan diajarkan dengan metode drilling. Ini membuat anak-anak nanti ketika dewasa malah tidak suka membaca,” tutur dia.

Sementara itu, hal senada disampaikan Kepala TK Kristen Setabelan Solo, Priyanti Dwi Astuti, kepada Solopos.com, Rabu. Menurut dia, di level TK, siswa cukup dikenalkan huruf dan angka dengan metode yang sesuai.

“Sifatnya hanya merangsang motorik anak. Misal anak diajak menyambungkan titik-titik yang berbentuk huruf dan angka. Bisa juga dengan game, bagi anak-anak yang aktif itu lebih efektif,” kata dia.

Dia memastikan anak-anak tidak trauma dan mendapat metode belajar yang sesuai dengan kemampuan siswa. “Kuncinya bagi anak itu bagaimana caranya belajar dengan gembira,” lanjut dia.

Selain itu, Kepala TK Lazuardi Solo, Menur Larassati, menyebut sejak awal sekolahnya tidak menargetkan siswa lulus dari TK bisa baca dan berhitung. 

Dia mengatakan pembelajaran di TK bersifat merangsang motorik anak untuk mengenal angka dan huruf. 

“Tetapi stimulasi tetap diberikan, jadi usia playgroup itu ada pengenalan huruf, naik TK A pengenalannya per suku kata, lalu TK B lebih pengenalan kata,” ujar dia. 

Namun pembelajaran yang diberikan tidak rigid seperti materi untuk SD. Menurut dia, asalkan diajarkan dengan cara yang menyenangkan, justru akan merangsang perkembangan kecerdasan si anak.

“Stimulasi itu tetap harus kita kasih. Kasihan juga nanti kalau tidak diberikan anak malah tidak tahu bacanya apa,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya