SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Santri bisa menjadi entrepreneur jika dilatih sejak dini. Ada 4.000 lebih pondok pesantren di wilayah Jawa Tengah (Jateng). Politikus Nasdem, Eva Yuliana meyakini, semuanya bisa menjadi kekuatan ekonomi Indonesia.

Bahkan, pengembangan ekonomi santri di Jateng diharapkan bisa membantu mengentaskan kemiskinan. Eva pun mengaku sudah menerapkan cara membantu santri agar menjadi entrepeneur. Dia membantu memberikan alat serta pelatihan untuk mengasah jiwa ekonomi santri. Selain itu, Eva membuatkan usaha di pondok pesantren berupa toko hasil kerja sama dengan retail modern.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Toko itu bisa jadi laboratorium bagi santri bisa mempunyai ilmu tentang retail modern. Karena ilmu retail modern itu tidak mudah, dari penataan barang yang akan dijual, kemudian manajemen pergudangan, manajemen keuangan butuh keahlian khusus. Toko yang dikelola pesantren itu saya harap bisa bermanfaat sebagai lahan untuk santri belajar jadi entrepreneur matang khususnya dalam hal retail,” tutur Eva dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (3/4/2019).

Eva meyakini, pengembangan ekonomi santri bukan hal sulit.  “Sebagai alumnus santri tentu saya dapat dengan mudah menceritakan bahwa santri adalah kader bangsa yang bisa paling siap menghadapi segala cuaca. Santri dibesarkan dengan menguatkan mentalnya, penguasaan bagaimana menghadapi kondisi sosial yang ada dan ekonomi,” imbuhnya. Eva melanjutkan santri memang dibekali dengan ilmu-ilmu dan dapat berdaptasi dengan fleksibel.

“Usaha dari jualan kecil-kecilan kemudian yang usaha besar bisa dilakukan oleh para santri,” kata Caleg DPR Nasdem Dapil Jawa Tengah V meliputi Solo, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten itu. Mengenai regulasi, Eva menilai khusus untuk santri tidak diperlukan. Menurutnya, yang lebih diperlukan adalah cara mendorong santri menjadi entrepreneur.

“Bagaimana kita membekali pendidikan entrepeneur kepada santri itu yang diharapkan. Jadi alumni pondok pesantren lebih matang dan lebih siap untuk mengembangkan dan berinovasi dalam hal ekonomi,” harapnya. Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di kesempatan berbeda mengatakan keberadaan 4.759 ponpes dengan sekitar 600.000 santri di Jateng bakal menjadi kekuatan ekonomi besar.

Berbagai upaya pun dilakukan Pemprov Jateng guna mendukung dan mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), termasuk UMKM di lingkungan ponpes. Di antaranya berupa bantuan bibit untuk sektor pertanian, pelatihan, pengemasan hingga pemasaran produk UMKM, membantu mengurus perizinan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), sertifikat halal, dan lainnya, serta bantuan kredit modal usaha melalui Kredit Mitra 25 Bank Jateng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya