SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Calon kepala desa (cakades) nomor urut 1, Desa Patihan, Sidoharjo, Sragen, Sri Lestari, tepergok berkampanye di lingkungan sekolah.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu (4/9/2019) lalu saat Sri Lestari berbicara di hadapan puluhan wali murid SMPN 2 Sidoharjo. Pada kesempatan itu Sri Lestari mengajak warga mencoblos dirinya dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Patihan pada 26 September mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim sukses cakades nomor urut 2 Tri Mulyono, Sri Lestari dianggap melanggar aturan karena nekat berkampanye di lingkungan sekolah yang mestinya bersih dari kegiatan politik. Tim sukses Tri Mulyono sudah memiliki bukti foto dan rekaman audio tentang dugaan kampanye Sri Lestari di sekolah.

“Kami akan melaporkan hal itu ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Bupati Sragen besok [Kamis, 11/9/2019]. Laporan juga akan kami sampaikan kepada panitia pilkades di tingkat kecamatan dan kabupaten,” tegas Alfian Rendi Prasetyo, anggota tim sukses Tri Mulyono kepada Solopos.com, Rabu (11/9/2019).

Dalam rekaman audio tersebut, Sri Lestari yang menjabat Bendahara Komite SMPN 2 Sidoharjo awalnya menyampaikan rasa syukur karena sudah ada kesepakatan di kalangan wali murid untuk membayar infak senilai Rp300.000 guna pembangunan kamar mandi sekolah.

Di sela-sela pidatonya, Sri Lestari juga meminta doa restu supaya dia dan keluarganya tetap diberi kesehatan, rezeki melimpah, dan halal. Kemudian, secara terang-terangan dia juga meminta kalangan wali murid mencoblos dia dalam Pilkades pada 26 September nanti.

“Tanggal 26 [September] nyoblos Bu Sri. Sing pilihane Bu Sri, menawi mboten nggeh nyuwun doanipun,” kata Sri yang disambut dengan jawaban “enggih” dari kalangan wali murid.

Sementara itu, Sri Lestari mengaku tidak berniat kampanye di lingkungan sekolah. Dia mengakui sebelum dia berpidato, terdapat beberapa wali murid yang meneriakkan anjuran untuk mencoblos dirinya dalam pilkades.

Saat berpidato, dia membenarkan telah meminta doa restu dan meminta wali murid pada 26 September untuk mencoblos dirinya. “Pidato saya itu tidak ada lima menit. Kalau saya niat kampanye, mestinya saya hanya mengumpulkan wali murid yang berasal dari Desa Patihan. Faktanya, wali murid itu tidak hanya dari Desa Patihan, tapi dari mana-mana seperti Desa Tenggak, Sribit, Taraman dan lain-lain. Jadi, buat apa saya berkampanye di sana?” ujarnya saat dihubungi Solopos.com melalui telepon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya