SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Impian perempuan berlesung pipit ini tinggal selangkah lagi. Keinginannya untuk berdiri, bersuara dan menjadi pembela di depan pengadilan bukan lagi sebuah angan-angan semata. Harapannya  untuk mengangkat derajat orangtua tercinta pun mantap dia genggam.

Beberapa waktu lalu, dia masih gamang dengan masa depannya. Anak penjual sate di Jogja ini tak berani untuk mengembangkan kuncup keinginannya agar mekar.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Namun semua berubah ketika dia akhirnya masuk sebagai salah satu siswa yang berhasil mendapatkan beasiswa Bidik Misi 2011. Dirinya pun tercatat sebagai calon mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada.

Ia adalah Siti Khotijah, siswi kelas XII MAN 1 Jogja, yang mempunyai keinginan besar untuk dapat mengangkat derajat kedua orang tuanya dengan bercita-cita menjadi pengacara. Di tengah-tengah keterbatasan, ia berjuang guna melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kedua orang tuanya bekerja sebagai penjaja sate memaksa dia untuk ragu menapak dalam meraih keinginannya. “Ayah ibu saya adalah perantau dari Madura yang memutuskan untuk mencari penghidupan yang lebih baik di Jogja dengan membuka warung sate di rumah,” ujar perempuan yang tinggal di Blimbingsari ini.

Keseharian Siti, demikian ia akrab disapa, banyak dicurahkan untuk membantu kedua orangtuanya bekerja. Di sela-sela kewajibannya sebagai anak, ia meluangkan waktu untuk mengembangkan dirinya dengan mempelajari kembali materi-materi yang telah disampaikan guru di kelas.

Meskipun menaruh harapan besar untuk memperoleh beasiswa Bidik Misi, perempuan kelahiran 8 Desember 1992 ini, sempat merasa pesimis pada awal pendaftaran.

“Saya mengumpulkan berkas pendaftaran di sekolah pada detik-detik terakhir karena rapor saya saat itu belum ditandatangani oleh guru,” ucap perempuan keturunan Madura-Jawa ini kepada Harian Jogja, Senin (23/5).

Namun, kekhawatirannya tidak terbukti, karena pada akhirnya anak pasangan Muhammad Paki dan Tuminem ini menjadi salah satu siswa dari 25 siswa MAN 1 yang lolos dalam jalur undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dia pun akan mendapat beasiswa berupa gratis biaya pendidikan selama empat tahun serta uang saku Rp600.000 per bulan.

“Saya benar-benar bersyukur. Saya tidak menyangka akhirnya saya dapat jalan untuk mencapai masa depan,” katanya.

Ia juga telah menghubungi pihak UGM untuk melengkapi serta melengkapi beberapa persyaratan. Walaupun nantinya akan mendapat bantuan biaya pendidikan tiap semester dan biaya hidup sehari-hari per bulannya, Siti mengungkapkan dirinya tetap harus membayar biaya lain-lain sebesar Rp350.000, yang dipergunakan untuk biaya masa orientasi mahasiswa baru, jaket almamater, dan sebagainya.

Wakil Kepala MAN 1 Urusan Humas, Purnomo Basuki, menuturkan, sejak duduk di kelas XI, Siti sudah menunjukkan prestasi baik dalam bidang akademik. “Hal ini terlihat dari peringkat di kelas yang selalu menduduki lima besar,” ujarnya bangga.

Pihak sekolah, jelas Purnomo, mengikutsertakan siswa yang mendapat Beasiswa Siswa Miskin dengan penghasilan orang tua tidak lebih dari Rp600.000 per bulan dalam pendaftaran beasiswa Bidik Misi.(Wartawan Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya