SOLOPOS.COM - Ilustrasi proses pemugaran Candi Sanggrahan Tulungagung (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Cagar budaya Tulungagung berupa Candi Sanggrahan dipugar.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG — Pemugaran candi induk situs Sanggrahan yang terletak di Desa Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur ditarget rampung akhir November 2015 ini, untuk memberi kesempatan pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan membuat laporan pertanggungjawaban anggaran yang konon mencapai Rp450 juta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Proses pemugaran dilakukan bertahap dalam tiga tahun anggaran, tidak bisa sekaligus karena melibatkan dana cukup besar,” terang Ketua Tim Pelaksana Pemugaran Candi Sanggrahan di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Iwan Tarwanto di Tulungagung, Jumat (6/11/2015).

Menurut Iwan, total anggaran keseluruhan untuk memulihkan seluruh bagian benda cagar budaya yang rusak itu mencapai Rp1 miliar lebih, dengan sekitar Rp450 juta di antaranya digunakan untuk renovasi candi induk situs itu. Namun karena alokasi anggaran yang dikucurkan pemerintah melalui APBN untuk unit-unit balai pelestarian cagar budaya di daerah tidak besar, lanjut dia, skenario renovasi candi-candi prioritas dilakukan secara bertahap.

Khusus untuk Candi Sanggrahan yang terletak di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu dijadwalkan tuntas dalam tiga tahun anggaran. Dimulai pada pertengahan 2014, candi yang diyakini menjadi pedarman ratu Gayatri pada awal Kerajaan Majapahit itu rencananya rampung pada 2016.

“Tahap pertama tim fokus pada penyusunan peta dan maket renovasi, serta pemasangan konstruksi tiang-tiang kayu yang mengelilingi candi utama,” terang Iwan.

Pada tahun berikutnya, 2015, Iwan mengatakan fokus tim pemugaran yang dikonsentrasikan pada induk situs Sanggrahan yang terletak di tengah kompleks tempat suci umat Buddha pada awal era Kerajaan Majapahit masa pemerintahan Prabu Kertarajasa Jayawardhana atau Raden Wijaya tersebut.

“Tahun ketiga baru fokus pada pembenahan pagar yang mengelilingi kompleks Candi Sanggrahan , termasuk gapura pintu masuknya,” urainya.

Kerusakan Candi Sanggrahan sebelumnya tergolong parah. Menurut Iwan, sebelum mulai direnovasi volume kerusakan monumen cagar budaya itu ditaksir mencapai 60% akibat vandalisme, penjarahan serta pencurian bagian-bagian benda cagar budaya oleh oknum warga serta kolektor benda-benda bersejarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya