SOLOPOS.COM - Pejabat Dinas Kebudayaan Solo dan petugas BPCB Jateng meninjau kerusakan Tugu PB X di bawah Jembatan Mojo, Kelurahan Semanggi, Solo, Jumat (6/1/2017). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Cagar budaya Solo, tugu bersejarah peninggalan PB X di bawah Jembatan Mojo ambrol.

Solopos.com, SOLO — Bangunan cagar budaya (BCB) berupa tugu tetenger batas kota peninggalan era Paku Buwono X di bawah Jembatan Mojo, Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, ambrol akibat tertimpa tiang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pejabat Dinas Kebudayaan Solo bersama petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah (Jateng) meninjau kerusakan tugu di bantaran Sungai Bengawan Solo tersebut, Jumat (6/1/2017) pagi. Kabid Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Kebudayaan Solo, Mufti Raharjo, menceritakan tugu yang dibangun pada masa pemerintahan Paku Buwono (PB) X itu ambrol saat volume air Sungai Bengawan Solo meluap akhir November 2016 lalu.

“Jadi ada bentangan kabel lebih dari 100 meter berada sejajar dengan Jembatan Mojo. Berdasarkan keterangan warga atau para saksi mata, akhir November lalu air sungai naik. Bentangan kabel ikut terendam air sungai. Kemudian ada rumpun bambu yang terseret air hingga tertahan kabel. Karena tidak kuat, penahan tiang kabel sampai tercabut dari tanah. Tiangnya lantas roboh menimpa tugu,” kata Mufti saat ditemui Solopos.com di bawah Jembatan Mojo, Jumat.

Mufti mengatakan kerusakan tugu yang dikenal dengan sebutan Tugu PB X tersebut diketahui setelah Dinas Kebudayaan mendapat laporan dari warga. Sehabis menerima laporan itu, Dinas Kebudayaan lantas meninjau lokasi dan melaporkannya kepada BPCB Jateng.

Dia menyampaikan Dinas Kebudayaan akan berkoordinasi lebih lanjut dengan BPCB Jateng guna membahas penanganan kerusakan tugu itu. “Selain di Mojo, Tugu PB X juga berdiri di Jurug dan Kleco. Tugu ini dibuat sebagai tetenger batas kota pada masa pemerintahan PB X. Kerusakan Tugu PB X hanya kami temui di Mojo ini. Sementara kami baru mengecek kondisi kerusakan tugu tersebut. Kami buat kronologi kerusakan atau laporan detail soal itu. Langkah-langkah penanganan kami bahas setelah ini,” jelas Mufti.

Pengkaji Cagar Budaya dari BPCB Jateng, Wahyu Broto Raharjo, mengatakan kerusakan Tugu PB X bagian utara tersebut tergolong cukup parah. Selain bagian kuncup melati yang patah, bangunan tugu juga sampai terbelah di bagian tengah setelah tertimpa tiang.

Menurut dia, kerusakan tugu peninggalan PB X itu masih bisa diperbaiki dengan memasang lagi baian kuncup melati dan menyambung lagi bagian yang retak. “Tugu sebelah utara masih bisa diperbaiki. Bagian yang patah bisa kami perbaiki dengan dinaikkan lagi ke tempat semula. Yang saya khawatirkan tugu sebelah selatan. Posisinya sama dengan tugu sebelah utara. Ada tiang di dekat tugu yang bukan tidak mungkin bisa menimpa tugu sebelah selatan. Istilahnya tinggal menunggu waktu saja,” kata Wahyu.

Wahyu meminta Pemkot Solo berkomunikasi dengan pemilik tiang. Dia menyarankan agar tiang tersebut dipindah. Setelah itu, bangunan tugu juga harus lebih terlindungi mengingat berada di bantaran Sungai Bengawan Solo.

Wahyu menerangkan Tugu PB X dibangun tidak menggunakan rangka besi sehingga rentan rusak. Menurut dia, idealnya Pemkot perlu menyediakan juru pelihara BCB.

“Lokasi tugu semakin dekat dengan tebing sungai yang terus terkikis seiring berjalannya waktu. Perlu nanti dibuat talut khusus atau tindakan lain untuk melindungi tugu. Pemkot juga bisa berkomunikasi dengan BBWSBS. Namun yang terdekat, Pemkot perlu memindah tiang di dekat tugu sebelah selatan,” jelas Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya