Tembok bangunan sentral listrik di kompleks Keraton Solo bergeser.
Solopos.com, SOLO — Tembok bangunan sentral listrik di kompleks Keraton Solo kian memprihatinkan. Kondisi bangunan yang sudah ambrol sebagian karena terseret runtuhnya tembok pagar Dalem Prabuwinatan pada Senin (15/1/2018) malam lalu semakin membahayakan karena ada sedikit pergeseran di banding sebelumnya.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Sementara itu, Keraton Solo melalui Mahamenteri K.G.P.H. Panembahan Agung Tedjowulan telah berkoordinasi dengan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, terkait penanganan tembok runtuh di kompleks Keraton Solo. Keduanya bertemu Sabtu (20/1/2018).
“Rencananya Pemerintah Kota [Pemkot] Solo akan menindaklanjuti dengan rapat penanganan besok Senin [22/1/2018],” kata Tedjowulan melalui juru bicaranya, K.P. Bambang Pradotonagoro, kepada Solopos.com, Minggu (21/1/2018).
Wali Kota juga segera menindaklanjuti rekomendasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan akan melibatkan BPCB untuk supervisinya. Seperti diketahui, sehari setelah tembok pagar Dalem Prabuwinatan dan eks bangunan sentral listrik ambruk, BPCB Jateng langsung mengirimkan tim ke Keraton Solo.
Baca:
Tembok Kompleks Keraton Solo Runtuh, Ini Penjelasan Mbak Moeng
BPCB Jateng Larang Penggunaan Alat untuk Melepas Bata Tembok Runtuh di Keraton Solo
Mereka mendokumentasikan kerusakan bangunan keraton sampai pada Tembok Cepuri (tembok dalam Keraton). Saat ini BPCB masih menunggu hasil kajian arkeologis. Terhadap Tembok Cepuri yang masih tersisa dan dikhawatirkan roboh, BPCB merekomendasikan agar dilepas bagian yang membahayakan secara manual tanpa alat berat.
Sementara untuk penanganan bangunan sentral dilakukan dengan penguatan terlebih dahulu pada bagian kuda-kuda untuk mencegah bangunan itu roboh. Penurunan dinding bangunan juga dilakukan secara manual dan kemudian memilah batu bata yang masih baik untuk kemudian disimpan di tempat aman dan akan digunakan kembali.
Keraton memastikan jalan di sekitar tembok bangunan sentral tetap akan ditutup total sampai ada penanganan dari instansi terkait. Namun, pada Minggu pagi kendaraan roda dua terpantau bebas melintas jalan di depan Sasana Putro (kediaman Paku Buwono XIII) tersebut.
Sebelumnya, di jalur tersebut ditutup dengan barikade milik Dinas Perhubungan (Dishub) Solo. Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dishub Solo, Ari Wibowo, menjelaskan pemasangan barikade di jalan depan Sasana Putra adalah permintaan Pemerintah Kelurahan Baluwarti sehingga dia tidak mengetahui secara persis pembukaan barikade tersebut.
Lurah Baluwarti, Suhadi, membenarkan saat ini jalan depan Sasana Putra sudah dibuka tapi terbatas untuk kendaraan roda dua dan pejalan kaki. “Karena sejak awal kejadian, untuk pejalan kaki dan sepeda motor sebenarnya tetap boleh melintas. Yang enggak boleh adalah mobil atau kendaraan roda empat lainnya,” tutur Suhadi.