SOLOPOS.COM - Suasana gerbang masuk sisi barat di Benteng Vastenburg, Solo, Jumat (26/2/2016). Pemkot Solo berencana merevitalisasi jembatan dan gerbang sisi barat tersebut sesuai dengan desain asli yang tersimpan di Belanda. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Cagar budaya Solo, Pemkot membutuhkan dana lebih dari Rp450 miliar untuk mengakusisi lahan Vastenburg.

Solopos.com, SOLO — Keinginan Pemkot untuk mengakusisi lahan Benteng Vastenburg menemui jalan terjal. Pemkot tak memiliki cukup anggaran untuk membeli lahan di kawasan bangunan cagar budaya yang kini berstatus milik pribadi itu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Merujuk data, lahan Benteng Vastenburg luasnya 56.788 meter persegi dan terbagi menjadi sembilan persil. Masing-masing atas nama PT Benteng Perkasa Utama (3 persil), PT Benteng Gapura Tama (3 persil), satu persil milik Bank Danamon, dan dua persil milik perseorangan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Budi Yulistianto mengatakan Pemkot menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk mengakuisisi lahan tersebut lebih dari Rp450 miliar. Hal itu dihitung sesuai nilai jual objek pajak (NJOP) yang mencapai Rp8 juta-Rp10 juta per meter persegi.

“Jadi memang nilainya cukup besar kalau Pemkot mau mengakuisisi itu [kawasan Benteng Vastenburg] semuanya. Itu saja kami hitung sesuai NJOP,” kata Budi ketika berbincang dengan Solopos.com, Minggu (12/2/2017).

Pemkot tetap berharap akuisisi lahan dihitung hanya berdasarkan NJOP dan bukan harga pasaran. Saat ini Pemkot terus berupaya mengakuisisi lahan di kawasan Benteng Vastenburg.

Langkah awal, Pemkot sudah menerima hak pengelolaan dari Kementerian Pertanahan (Kemenhan) untuk mengelola bangunan Benteng Vastenburg. Bangunan tersebut tercatat sebagai aset Kementerian Pertahanan.

“Kami diberi hak pengelolaan dan perawatan bangunan Benteng Vastenburg. Tapi kalau lahan di kawasan benteng sulit, karena kepemilikannya sudah di tangan perseorangan,” kata Budi.

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mendesak pemerintah pusat turun tangan mengakuisisi lahan Benteng Vastenburg. Rudy, sapaan akrabnya, mengakui selama ini Pemkot kesulitan mengakuisisi seluruh lahan Benteng Vasteburg.

Di samping persoalan anggaran, adanya beberapa kepemilikan lahan di sana juga menjadi kendala. Pemkot tidak main-main untuk mengakuisisi kawasan Benteng Vastenburg. Menurutnya, kawasan cagar budaya yang kini telah berpindah tangan ke perseorangan harus diambil alih pemerintah. (Baca juga: Penataan Kawasan Benteng Vastenburg Dimulai dengan Pavingisasi Pelataran)

Namun sayangnya dana yang dibutuhkan untuk akuisisi kawasan Benteng Vastenburg sangat besar.“Karena itu kami minta bantuan pusat untuk mengakuisisi Benteng Vastenburg,” katanya.

Pemkot berencana merestorasi jagang atau parit Benteng Vastenburg seiring wacana pengembangan wisata air di kawasan tersebut. Parit di sekeliling benteng akan didesain sebagai objek wisata air.

Rudy berencana mengubah parit menjadi wisata air ala Kota Venezia Italia. Tahap awal akan memfungsikan parit sebagai embung lewat pembuatan gorong-gorong. Dengan begitu Benteng Vasteburg bisa menjadi ikon wisata baru di Kota Solo.

“Tentunya persiapan-persiapan ke arah sana mulai dilakukan, seperti pengembalian parit sebagai embung melalui pembuatan gorong-gorong. Kami juga sudah mulai melakukan pavingisasi lahan depan benteng,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya