SOLOPOS.COM - Proyek pekerjaan drainase di Jl. Gelatik, Kota Lama, Semarang yang dalam penggaliannya menemukan gugusan batu bata berukuran besar yang diduga peninggalan bersejarah, Kamis (12/10/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Zuhdiar Laeis)

Cagar budaya misterius yang terungkap dalam proyek pekerjaan drainase di Jl. Gelatik, Kota Lama, Semarang diduga strukrtur batu bata bekas jalan.

Semarangpos.com, SEMARANG — Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Jawa Tengah, memastikan struktur batu bata yang ditemukan di Jalan Gelatik Kota Lama adalah bekas jalan peninggalan zaman Belanda. “Beberapa waktu lalu sempat heboh ada temuan batu bata kuno yang diduga bekas benteng di kawasan Kota Lama. Sudah diteliti,” kata Ketua BPK2L Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Selasa (17/10/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal tersebut diungkapkannya usai meninjau langsung lokasi proyek drainase di Jalan Gelatik, Kawasan Kota Lama, tempat ditemukannya gugusan batu bata yang diduga bangunan peninggalan sejarah. Dari hasil penelitian, kata dia, gugusan batu bata tersebut bukanlah bekas bangunan benteng, melainkan struktur jalan yang memang bekas zaman Belanda dan sudah sekian lama tertimbun tanah.

Struktur batu bata kuno itu ditemukan di kedalaman tanah sekitar 1 m saat dilakukan perbaikan drainase di kawasan Kota Lama oleh para pekerja saat melakukan penggalian proyek tersebut. “Ternyata, setelah diteliti bukan bangunan benteng, tetapi struktur jalan yang tertimbun tanah,” kata Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu yang juga wakil wali kota Semarang tersebut.

Untuk bisa mengetahui secara pasti umur batu bata tersebut, kata dia, penelitian akan dilakukan lebih lanjut, sekaligus sebagai sarana edukasi bagi masyarakat terkait sejarah Kota Lama Semarang. “Ini nanti kami akan melihat [meneliti] tahun kapan dibuat untuk jalan. Ya, ini memang benar struktur jalan yang terdiri atas pasir, gamping, dan batu bata,” katanya.

Menurut dia, rencananya di sudut jalan itu akan dibuatkan semacam tetenger yang memperlihatkan lapisan tanah di kawasan Kota Lama yang ditemukan itu, sebelum dibuat jalan seperti sekarang. “Jadi, kami tidak akan meninggalkan sejarah. Nanti, dibuat bangunan sekitar satu meter persegi yang dilapisi kaca yang di dalamnya berisi bongkahan susunan material batu bata yang ditemukan,” katanya.

Dengan adanya semacam monumen itu, kata dia, masyarakat atau wisatawan yang berkunjung bisa belajar bahwa jauh sebelum ada aspal ternyata material jalan pada zaman Belanda dibuat seperti itu. Sementara itu, Hadi Sucipto, kontraktor yang mengerjakan proyek drainase menjelaskan gugusan batu bata itu ditemukan para pekerja saat melakukan penggalian, sebab lapisan tanahnya berbeda.

“Ya, kami kan menggali drainase untuk penampungan atau aliran air. Setelah digali, ternyata lapisan tanahnya berlapis, bukan tanah biasa. Makanya, kami laporkan kepada pemerintah,” katanya. Hadi menjelaskan gugusan batu bata itu ditemukan di kedalaman 80 cm-90 cm, setelah lapisan beton dengan tebal 25 cm, dan paling atas adalah lapisan tanah dan aspal setebal 15 cm.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya