SOLOPOS.COM - Warga Solodiran, Manisrenggo menunjukkan batu candi yang ditemukan di desa setempat, Jumat (10/7/2015) siang. Foto diambil Sabtu (11/7/2015).

Benda purbakala berupa batu candi di Solodiran, Klaten akan dilaporkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng.

Solopos.com, KLATEN –Pemerintah Desa (Pemdes) Solodiran berencana melaporkan penemuan batu candi secara tertulis ke petugas Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jateng, Senin (13/7/2015). Pemdes setempat berharap dapat memanfaatkan temuan batu candi di kawasan Umbul Mbangkalong itu guna pengembangan konsep desa wisata di Solodiran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang dihimpun solopos.com, warga Solodiran menemukan 35 batu candi saat pengerukan Umbul Mbangkalong di Dukuh Pucung Mangunan, Solodiran, Manisrenggo, Jumat (10/7/2015) pukul 12.00 WIB. Batu tersebut ditemukan di kedalaman sekitar 1,8 meter dari permukaan tanah. Sejumlah warga berinisiatif menjaga batu tersebut sebelum petugas BP3 Jateng mengecek ke lokasi.

“Pengerukan Umbul Mbangkalong itu menggunakan satu unit alat berat. Oleh warga, tatu tersebut diyakini sebagai batu candi. Saya selaku kepala desa (Kades) di sini akan melaporkan secara tertulis ke BP3 Jateng awal pekan depan. Semoga, batu-batu ini bisa mendukung konsep wisata yang akan kami buat nanti,” kata Kades Solodiran, A. Sigit Suwanta, saat ditemui solopos.com, di kediamannya, Sabtu (11/7/2015).

Sigit mengatakan sudah mengalokasikan dana senilai Rp2,2 miliar untuk pengembangan konsep desa wisata di Solodiran. Desa wisata yang digagas berwahana pendidikan dan pertanian.
“Tak menutup kemungkinan kami akan memanfaatkan batu candi yang baru saja ditemukan itu sebagai bahan bangunan mirip candi di bawah air [di kawasan Umbul Mbangkalong],” katanya.

Salah satu warga Solodiran, Dadi, 30, mengaku turut senang dengan penemuan batu candi di desanya itu. Dirinya berharap, puluhan batu candi yang baru saja ditemukan dapat mengangkat perekonomian warga setempat.

“Kebetulan, di sini ada mantan petugas BP3 Jogja, Sukir. Menurut beliau, batu-batu yang ditemukan ini memang batu candi. Saat ini, saya yang menjaga batu candi ini terlebih dahulu [agar tidak diambil orang]. Semoga, suasana di desa ini semakin ramai dengan adanya temuan batu ini,” katanya.

Mantan Sekretaris Desa (Sekdes) Solodiran, Muh. Yudi, 86, meyakini batu yang ditemukan di Umbul Mbangkalong merupakan batu candi.

“Menurut cerita rakyat yang berkembang, di sini merupakan papan milik Prabu Warak yang dikenal sebagai adik Prabu Boko. Papan Prabu Warak dengan Prabu Boko itu tidak jauh. Jadi, sangat mungkin daerah ini dulunya ada candi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya