SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Publik dihebohkan dengan penemuan virus monkeypox atau cacar monyet untuk kali pertama di Singapura. Virus itu ditemukan pada seorang pria asal Nigeria.

Dikutip dari Detik.com, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan pria Nigeria berusia 38 tahun yang membawa virus cacar monyet itu tiba di Singapura pada akhir April lalu. Saat ini, penyelidikan sedang berlangsung. Sebanyak 23 orang telah diidentifikasi sempat melakukan kontak fisik dengan pria dengan cacar monyet itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan risiko penyebaran virus tersebut sebenarnya cukup rendah. “Meskipun risiko penyebarannya rendah, Kementerian Kesehatan mengambil tindakan pencegahan,” kata pihak kementerian.

Sebelum tiba di Singapura, pria tersebut diketahui menghadiri pernikahan di Nigeria dan diduga sempat makan daging liar yang menjadi sumber transmisi virus. Daging yang dimaksud bisa jadi simpanse, gorila, kijang, burung, atau hewan pengerat.

Dilaporkan Reuters, Minggu (12/5/2019), monkeypox atau cacar monyet adalah virus yang mirip dengan cacar yang biasa terjadi pada manusia. Virus ini sebenarnya sudah diberantas pada 1980.

Virus cacar monyet tidak menyebar dengan mudah dari orang ke orang lain, tapi dalam kasus yang langka, virus ini dapat berakibat fatal. Infeksi virus cacar monyet pada manusia sebelumnya hanya pernah dilaporkan tiga kali di luar Afrika, yakni di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Israel.

Cacar monyet biasanya hinggap selama 2 pekan hingga 4 pekan. Gejalanya dimulai dari demam dan sakit kepala lalu berlanjut ke benjolan kecil (pustula) yang menyebar ke seluruh tubuh.

Kasus monkeypox atau cacar monyet pernah dilaporkan menyebar di Afrika barat dan tengah sejak 1970-an. Kasus pertama di luar Afrika dilaporkan terjadi di AS pada 2003. Sementara pada September 2018 lalu, Inggris melaporkan kasus cacar monyet pertamanya yang masih terkait perjalanan dari Nigeria.

Apakah Cacar Monyet Mematikan?

Live Science menyebut cacar monyet adalah virus langka yang kasusnya biasa di bagian terpencil Afrika Tengah dan Afrika Barat. Menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, virus tersebut sebenarnya hidup pada hewan, termasuk primata dan hewan pengerat.

Namun, terkadang bisa cacar monyet bisa melompat ke manusia. Baik cacar monyet (monkeypox) dan cacar biasa (smallpox), termasuk keluarga poxvirus yang disebut orthopoxvirus.

Meski terdengar menyeramkan, cacar monyet tidak lebih mematikan daripada cacar biasa. Pada wabah cacar monyet yang pernah terjadi, WHO menemukan tingkat kematian hanya berkisar 1% hingga 10%.

Sebaliknya, cacar biasa (smallpox) memiliki angka kematian sampai 30%. Selama wabah di Nigeria, satu pasien yang meninggal karena cacar monyet juga dipicu sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya