SOLOPOS.COM - Ilustrasi sampel darah mengandung virus cacar monyet. (Freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI – Cacar monyet atau monkeypox telah ditetapkan World Health Organization (WHO) sebagai darurat kesehatan global.

Hal tersebut membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali ikut waswas walaupun belum ditemukan kasus di Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Puji Astuti, telah menginstruksikan seluruh jajaran kesehatan di Boyolali untuk melakukan kewaspadaan dini.

“Kalau ada gejala cacar monyet yang belum diketahui penyebabnya, apalagi kalau penderita memiliki riwayat kontak dengan daerah endemik. Entah kontak dengan orangnya atau pernah berkunjung ke sana, kami akan melakukan pemeriksaan,” kata Puji saat dijumpai Solopos.com, Senin (25/7/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Puji mengatakan cacar monyet kali pertama ditemukan di Denmark pada 1958. Saat itu, lanjut dia, cacar monyet menyerang koloni kera.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Pakar: Perlu Kewaspadaan Nasional

Namun, saat ini, lanjut Puji, cacar monyet endemik di Afrika dan ditularkan lewat hewan seperti tupai, tikus, dan kera. Ia mengatakan cacar monyet termasuk kategori penyakit zoonosis.

“Yang penularan antarmanusia melalui pernapasan, antarkulit yang terkontaminasi, atau melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak selama persalinan. Dari hewan ke manusia juga jika ada kontak langsung, semisal terinfeksi ketika menggigit, jadi masuknya melalui kulit yang rusak,” kata dia.

Ia mengatakan masa inkubasi cacar monyet tersebut terjadi antara 6 – 16 hari. Namun, tutur Puji, bisa juga berkisar antara 5 – 21 hari.

Masa inkubasi cacar monyet diikuti dengan demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

“Setelah itu bintil-bintil berisi cairan untuk mengeras sampai rontok diperlukan paling tidak tiga pekan, itu kalau respon imunnya bagus,” kata dia.

Baca juga: Kasus Lokal Pertama Cacar Monyet di Singapura, Indonesia Sudah Ada?

Dikarenakan cacar monyet berasal dari virus, Puji mengimbau masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti makan makanan bergizi dan bervitamin.

“Semua virus kan yang penting dapat melindungi diri sendiri dengan meningkatkan imun tadi. Selain itu jangan lupa protokol kesehatan seperti memakai masker dan tetap mencuci tangan dengan sabun. Buat prokes itu jadi kebiasaan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya