SOLOPOS.COM - Sumur di Dukuh Kwayon, Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, yang mengeluarkan gas rawa di bor kembali setempat sempat tertutup, Senin (27/3/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Masih ingat gas yang keluar dari sumur Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di RT 023, Dukuh Kwayon, Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, 1 Septemer 2022 lalu? Gas alam itu hingga kini ternyata masih ada meskipun sumur sedalam 94 meter itu sudah tertutup.

Dulu, warga sempat mencoba menghidupkan api dengan bantuan gas itu dan ternyata bisa terbakar. Lantaran ditemukan kandungan gas alam, maka sumur Pamsimas dialihkan ke lokasi lain yang berjarak 150 meter dari lokasi tersebut dan masih dalam lingkungan Rt 023 Kwayon.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Solo juga mengambil sampel tanah dan memastikan gas alam tersebut merupakan gas rawa atau biogenic shallow gas. Gas ini  dapat dimanfaarkan warga sebagai sumber energi alternatif.

Kepala Desa Jambanan, Sugino Welly, mengungkapkan petugas Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo telah mengecek lagi sumur yang keluar gas tersebut. Semula Sugino menyatakan bahwa gasnya sudah tidak ada dan sumur bekas pengeboran warga sudah ditutup.

“Sebenarnya saya ngeyel kalau gasnya tidak ada, tetapi Dinas ESDM tidak percaya dan membuktikan sendiri dengan alat geolistrik. Untuk kepastian lagi, ada petugas dari Dinas ESDM yang mengebor lagi secara manual. Setelah dibor lagi ternyata gasnya masih ada. Informasi terakhir keberadaan gas itu akan ditindaklanjuti dari Dinas ESDM Wilayah Solo,” jelas Sugino saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (27/3/2023).

Dia menduga gas rawa di desanya akan dimanfaatkan untuk masyarakat seperti temuan gas di wilayah Kabupaten Karanganyar beberapa waktu lalu. Dinas ESDM telah melakukan pengeboran ulang untuk mengetahui kapasitas gas yang bisa menjadi pengganti elpiji tersebut.

“Jadi kapasitas gas yang ada harus dipastikan sehingga memungkinkan bisa dimanfaatkan warga,” jelasnya.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemanfaatan gas rawa itu, menurut Sugino, adalah status lahannya yang dimiliki oleh salah seorang warga, Suwoyo. Awalnya pemilik tanah secara sukarelawan lahannya dibor untuk Pamsimas. Namun jika dimanfaatkan untuk diambil gas rawanya, Sugino, mengaku tidak tahu apakah Suwoyo akan bersedia atau tidak.

“Pengeboran itu sudah berlangsung selama satu pekan. Di RT 023 itu ada 50 keluarga, kalau pun gas itu bisa dimanfaatkan maka prioritas untuk warga RT setempat,” jelasnya.

Ketua RT 023, Dukuh Kwayon, Widodo, mengungkapkan tanggapan masyarakat tentang keberadaan gas itu masih semu. Sejauh ini belum diketahui berapa kapasitas gas rawa yang tersedia. Masyarakat hanya bisa menunggu pemberitahuan dari kepala desa.

“Kalau ada potensi gas yang besar dan diolah, maka warga bisa menerima untuk memanfaatkan gas itu,” ujarnya.

Sementara Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Solo, Abdul Charis, membenarkan bila ada tindak lanjut atas temuan gas alam di Dukuh Kwayon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya