SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kanan) melihat kondisi hewan ternak sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) di Singosari, Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (13/5/2022). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali mempersilakan pemerintah desa (Pemdes) atau peternak yang membutuhkan sosialisasi tentang penyakit mulut dan kuku atau PMK untuk mengundang mereka.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, saat dijumpai wartawan di kantornya, Selasa (21/6/2022).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Jadi bisa langsung komunikasi ke kami di Disnakkan Boyolali. Bisa melalui hotline, ke saya atau ke Bu Kabid Keswan, seluruh tim di situ bisa. Nanti disampaikan untuk diagendakan jadwalnya,” terang Lusi.

Ia mengatakan walaupun tidak diminta untuk sosialisasi, Disnakkan Boyolali akan menjadwalkan di daerah-daerah rawan.

Ia juga mengungkapkan sebelum penyebaran PMK di Boyolali meluas, Disnakkan juga telah sering melakukan sosialisasi.

Baca Juga: Masih Ada PMK, Ini Ketentuan Pemotongan Hewan Kurban di Boyolali

“Tapi karena sekarang sudah banyak yang minta jadi kami layani sesuai permintaan. Kalau berbenturan ya kami koordinasikan jadwalnya untuk disepakati. Seperti hari ini [Selasa], kami sosialisasi tentang PMK di Pagerjurang dan di Andong untuk persiapan Iduladha,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Kabid Keswan) Disnakkan Boyolali, drh. Afiany Rifdania, mengapresiasi pemerintah desa yang berinisiatif untuk mengundang Disnakkan dalam sosialisasi terkait PMK.

“Kalau kami yang mengundang satu per satu kadang enggak bisa. Kami mengharapkan peran aktif dari desa untuk mengundang kami sebagai narasumber, salah satunya untuk KIE [Komunikasi, Informasi, dan Edukasi] terkait PMK untuk masyarakat,” terang Afi.

Ia juga mengatakan bagi peternak dan pemerintah desa yang akan mengundang Disnakkan Boyolali tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun alias gratis.

“Selain sosialisasi, bahkan untuk beberapa desa kami bantu disinfektan dengan penyemprotan dari PMI seperti di Madu, Pagerjurang, dan Singosari,” terang dia.

Baca Juga: Pemkab Boyolali Minta 138.569 Dosis Vaksin PMK ke Kementan

Sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Sidomulyo, Ampel, Boyolali, mengungkapkan mayoritas sapi milik peternak di desanya mengalami gejala penyakit mulut dan kuku.

Ia mengungkapkan banyak keluhan dari masyarakat seperti tidak adanya edukasi atau bimbingan dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali.

“Sedangan kami dari Pemdes [Pemerintah Desa] kan tidak menguasai betul ilmu peternakan. Yang bisa kami berikan hanya motivasi agar mereka tetap semangat merawat sapi-sapinya,” kata dia.

Ia mengungkapkan motivasi tersebut, lanjut Sawali, diberikan untuk mencegah kehabisan stok sapi di masa yang akan datang.

“Harapan saya, sesegera mungkin ada bimbingan dan penyuluhan dari Disnakkan agar masyarakat kami mampu menyelesaikan permasalah yang ada, atau mengadakan pengobatan untuk sapi-sapi mereka,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya