SOLOPOS.COM - Pelaksanaan vaksinasi bagi kalangan penyandang disabilitas digelar di Sleman City Hall, Kamis (5/8). (Harian Jogja-Abdul Hamid Razak)

Solopos.com, SUKOHARJO – Optimalisasi desa inklusi yang tersebar di Sukoharjo dibutuhkan dalam akselerasi percepatan vaksinasi bagi difabel. Hingga sekarang, jumlah penyandang disabilitas yang telah disuntik vaksin baru 100 orang dari total jumlah penyandang disabilitas sekitar 5.000 orang.

Banyak problem yang muncul saat pemerintah menggulirkan vaksinasi Covid-19 dengan target sasaran penyandang disabilitas. Mulai dari keraguan penyandang disabilitas terhadap risiko setelah menerima vaksin. Kondisi geografis yang luas, lokasi vaksinasi tidak aksesibilitas hingga data yang tidak akurat dan valid. Padahal, penyandang disabilitas merupakan kelompok masyarakat yang rentan terpapar Covid-19.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Guna mempercepat vaksinasi bagi difabel, desa inklusi didorong untuk lebih proaktif membantu para penyadang disabilitas mendapat suntikan vaksin.

Baca juga: Kejar Target, Tiap Hari Ada Jadwal Vaksinasi Covid-19 di Sukoharjo

“Di Sukoharjo ada lebih dari 70 desa inklusi yang tersebar di 12 kecamatan. Setiap desa inklusi memiliki koordinator yang bisa berkoordinasi dengan satgas tingkat kecamatan untuk mempercepat vaksinasi bagi penyandang disabilitas. Catatan kami baru sekitar 100 orang difabel yang telah ikut vaksinasi,” kata Ketua Paguyuban Difabel Sehati Sukoharjo, Edy Supriyanto, saat dihubungi Solopos.com, Rabu (11/8/2021).

Menurut Edy, para penyandang disabilitas tak perlu jauh-jauh mendatangi sentra vaksinasi yang tersebar di sejumlah lokasi di Kabupaten Jamu. Mereka mengalami keterbatasan fisik sehingga tak bisa menempuh perjalanan jauh. Apabila bepergian jauh dikhawatirkan mereka justru terinfeksi Covid-19 karena berinteraksi dengan orang lain.

Karena itu, kegiatan vaksinasi bisa dilaksanakan di masing-masing balai desa/kelurahan dengan melibatkan koordinator desa inklusi. “Setiap desa inklusi selalu ada acara atau kegiatan rutin setiap bulan. Satu desa bisa 15 orang atau 20 orang. Saat pertemuan bisa sekaligus dilaksanakan vaksinasi bagi difabel,” ujar dia.

Baca juga: PPKM Level 4 Berlanjut di Klaten, Tim Gabungan Tingkatkan Patroli Malam

Problem Vaksinasi Difabel

Problem lainnya, lanjut Edy, minimnya aksesibilitas lokasi vaksinasi bagi penyandang disabilitas terutama disabilitas pengguna kursi roda dan tuna netra. Selama ini, belum ada jalur khusus penyandang disabilitas di lokasi sentra vaksinasi. Hal ini menyulitkan akses para penyandang disabilitas saat hendak disuntik vaksin.

Sementara aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di desa inklusi cukup memadai. “Harus ada pendekatan vaksinasi bagi penyandang disabilitas. Bisa dilaksanakan di desa/kelurahan atau menjangkau langsung kelompok disabilitas,” papar dia.

Baca juga: HUT ke-2, RS JIH Solo Luncurkan Layanan Kesehatan Hi Doctor Care

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, mengatakan telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Sukoharjo. Juga dengan organisasi penyandang disabilitas untuk menghimpun data difabel di Sukoharjo terkait vaksinasi. Stok vaksin Covid-19 sempat menipis pada beberapa hari lalu. Sisa stok vaksin digunakan untuk kelompok masyarakat yang telah menerima suntikan vaksin dosis pertama sembari menunggu pasokan vaksin dari DKK Jawa Tengah.

Jumlah masyarakat yang disuntik vaksin dosis pertama per 9 Agustus sebanyak 138.416 orang atau sekitar 19,23 persen. Sedangkan jumlah penerima vaksin dosis kedua jauh lebih sedikit yakni sebanyak 76.607 orang atau sekitar 10,64 persen. Sementara target sasaran vaksinasi sebanyak 719.754 orang dari beragam kelompok masyarakat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya