SOLOPOS.COM - Infografis Positif Covid-19 (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO--Pandemi Covid-19 menjadi ancaman terbesar bagi bangsa Indonesia. Sebab, dampak yang ditimbulkan bukan hanya kesehatan, melainkan juga sosial, ekonomi, pendidikan hingga budaya. Oleh karena itu, melawan pandemi membutuhkan kekompakan seluruh elemen masyarakat.

Untuk membangun kekompakan ini perlu ada komunikasi yang intensif agar bangsa ini fokus pada pemecahan masalah yang ada. Komunikasi membangun pemahaman bersama bahwa Covid-19 merupakan musuh bersama.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

“Semua potensi bangsa ini membuka hati bekerja sama. Kalau kompak mengatasi ini bersama, selesai Covid ini kita punya tradisi baru kerja sama walau beda partai, sudut pandang,” kata Pembina Ponpes Daarut Tauhiid, KH. Abdullah Gymnastiar, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (16/12/2020).

Daftar Menteri, Wamen, Dan Kepala Badan Dilantik Jokowi Hari Ini

Menurut pria yang akrab disapa AA Gym, menghadapi pandemi dengan keimanan bisa memberikan nilai yang lebih besar. Hal ini diibaratkan mengasah gergaji yang makin tajam akan makin bermanfaat.

Menghadapi pandemi memerlukan penerimaan dengan iman bahwa yang terjadi ini tak lepas dari takdir Tuhan yang maha kuasa. Namun, manusia juga dituntut untuk berikhtiar menuju takdir yang lebih baik.

Penerimaan itu dimulai dari akal yang memiliki kewajiban memahami situasi dengan keilmuan sunatullah. Misal virus SARS-CoV-2 menyebar melalui droplet dan airborne. Virus ini menyerang paru-paru. Upaya pencegahannya dengan cara memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun.

“Memang semua takdir Allah, tapi kalau mau menyeberang kan lihat kanan kiri. Itu kewajiban akal. Kewajiban tubuh merealisasikan keyakinan hati dengan keilmuan. Jadi sempurnalah ikhtiarnya,” ujar AA Gym.

Pencegahan Lebih Mudah

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny B.Harmadi, mengatakan strategi penanganan pandemi fokus pada memutus penularan dengan cepat dan tepat. Cara ini menempatkan masyarakat sebagai ujung tombak. Pencegahan ini jauh lebih mudah dan murah ketimbang pengobatan.

Strategi ini direalisasikan dengan menempatkan perubahan perilaku sebagai strategi utama. Perubahan perilaku diarahkan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan dan beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing termasuk meningkatkan imunitas tubuh.

Yuk, Jelajahi Dunia Musik Sambil Ikutan Lomba Foto Dan Video Di Museum Musik Jatim Park 3

“Setiap orang harus mau dan mampu melakukan perubahan perilaku 3M dan mencegah penularan Covid-19,” kata Sonny.

Hal tersulit dalam menjalani protokol kesehatan takni menjaga jarak. Sebab, penerapannya berhubungan dengan orang lain. Tantangan lainnya adalah makin banyaknya kasus orang terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala alias OTG.

“Karena mereka [OTG] tidak sadar kalau dirinya membawa virus. Kalau tidak menerapkan protokol kesehatan bisa menularkan ke orang lain. Ini berbahaya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya