SOLOPOS.COM - Tri Mulyadi, 58, warga Tegalsonomulyo RT 003/RW 002, Kranggan, Polanharjo. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN - Tri Mulyadi, 58, warga Tegalsonomulyo RT 003/RW 002, Kranggan, Polanharjo, Klaten, tak menyangka bakal menjadi pengusaha top atau juragan pisau yang memiliki 30 karyawan. Padahal, Tri Mulyadi hanyalah seorang buta huruf yang putus sekolah sejak duduk di bangku kelas II SD.

Tri Mulyadi sudah menjadi seorang anak yatim setelah ditinggal ayahnya sejak usia kecil. Lantaran ekonomi sulit, Tri Mulyadi pun putus sekolah saat duduk di kelas II SD. Tak heran, Tri Mulyadi menjadi seorang yang buta huruf hingga menginjak usia dewasa. Di tengah keterbatasan itu, Tri Mulyadi diam-diam belajar secara autodidak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi buta huruf itu tak menyurutkan langkah Tri Mulyadi untuk belajar. Kebetulan, di Kranggan terdapat banyak perajin pande besi (pembuat pisau dan alat rumah tangga lainnya). Tri Mulyadi mulai menekuni membuat pisau dari besi sejak era 1990-an.

Baca Juga: 650 Dosen dan Tendik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Divaksin Sinovac

Ekspedisi Mudik 2024

Tak disangka, pisau buatannya diterima banyak konsumen. Secara bertahap, usaha Tri Mulyadi berkembang pesat. Banyak pedagang pisau yang datang ke rumahnya untuk mengambil barang dagangannya.

Hingga sekarang, Tri Mulyadi mampu memproduksi 80 kodi per hari. Pisau yang dihasilkan memiliki berbagai model. Total variasi pisau bikinannya mencapai 20 item. Selain memasarkan hingga Soloraya dan Jogja, pisau bikinannya juga didistribusikan hingga Kalimantan dan Manado. Harga pisau buatannya di pasaran senilai 35.000-110.000 per pisau.

"Terus terang, saya ini orang buta huruf. Saya memiliki tiga anak. Dari usaha yang saya geluti ini, saya sudah memiliki 30 karyawan," kata Tri Mulyadi, saat ditemui Solopos.com, di rumahnya di Kranggan, Senin (5/4/2021).

Usaha Stabil

Tri Mulyadi mengaku tak menyangka usahanya akan menuai kesuksesan di saat sekarang. Meski dunia usaha banyak yang ambruk karena diterpa pandemi Covid-19, usaha yang digeluti Tri Mulyadi tetap kokoh berdiri. Produksi usahanya tetap berjalan stabil di tengah pandemi Covid-19.

"Yang saya rasakan, produksi dan penjualan tetap stabil. Pisau saya tetap ada yang membeli," katanya.

Di kesempatan itu, Ketua TP PKK Klaten, Endang Yoga Hardaya, mengaku terpesona dengan usaha yang digeluti Tri Mulyadi. Kegigihannya dalam belajar membuat pisau hingga menjadi pengusaha top di Klaten patut dicontoh orang banyak. "Njenengan ini enggak pernah sekolah, tapi bisa menyerap tenaga kerja di sekitar lingkungan sini. Ini luar biasa," katanya saat berkunjung di tempat usaha Tri Mulyadi di Kranggan.

Kepala Desa (Kades) Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Gunawan Budi Utomo, mengatakan total perajin rumah tangga di desanya mencapai 250- kepala keluarga (KK). Pemasaran produk dari Kranggan hingga ke luar Pulah Jawa. "Saat ini, usaha kerajinan yang digeluti warga sudah banyak yang normal. Usaha di sini macam-macam, seperti pisau, erok-erok, sotil, dan lainnya," katanya.

Baca Juga: 1 Siswa SMAN 1 Wonogiri Positif Tes Cepat Antigen, PTM Disetop?

Hal senada dijelaskan Camat Polanharjo, Joko Handoyo. Kondisi perekonomian di pusat-pusat home industry di Polanharjo sudah mulai bergeliat, dalam beberapa waktu terakhir.

"Yang terpenting dalam kondisi sekarang ini tetap mematuhi protokol kesehatan. Di berbagai home induatry di Polanharjo memang sudah tumbuh dengan baik. Ke depan, kami akan membantu memasarkan produk-produk yang ada di Polanharjo dengan konsep digitalisasi. Bisa jadi membikin website bersama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya