SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus Trans Jogja (JIBI/dok)

Trans Jogja digadang bisa menghasilkan pendapatan melalui tiket sebesar Rp21,30 miliar.

Harianjogja.com, BANTUL- Masalah internal perusahaan operator Trans Jogja, PT Jogja Tugu Trans (JTT) membuat kepercayaan pemerintah terhadap perusahaan itu kian luntur. Meski tidak secara nyata, Dinas Perhubungan DIY memberikan sinyal ancaman terhadap PTT JTT, jika masalah terus berlarut, operator itu bisa dihentikan dan beralih ke perusahaan yang lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam APBD 2016, Trans Jogja digadang bisa menghasilkan pendapatan melalui tiket sebesar Rp21,30 miliar. Pada realisasi semester pertama tahun anggaran 2016, sebesar Rp10,42 miliar pendapatan tiket yang diperoleh. Sehingga Trans Jogja masih harus mendapatkan pemasukan Rp10,87 miliar hingga akhir Desember 2016 agar bisa mencapai target. Pada APBD Perubahan 2016, Trans Jogja mendapatkan suntikan dana untuk pos belanja tidak langsung sebesar Rp2,08 miliar. Tak heran, jika Pemda DIY harus mengawal ketat Trans Jogja agar memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sayangnya Trans Jogja selalu saja sarat dengan permasalahan.

Terkait kembali adanya aksi mogok para kru armada, Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Haryanta menegaskan, pihaknya sudah memberikan peringatan kepada PT JTT agar permasalahan antara kru dengan manajemen tidak terjadi secara rutin. Ia berharap sinergi antara kru dengan perusahaan bisa berjalan baik dan kompak sehingga bisa menyelesaikan tugas pemerintah dalam memberikan layanan transportasi kepada masyarakat.

“Saya juga sampaikan tadi kalau JTT tidak bisa memberikan satu kontribusi pelayanan yang baik, artinya kepercayaan pemerintah terhadap operator kan jadi tidak baik [berkurang],” terangnya seusai menggelar rapat di PT JTT, Senin (17/10/2016) siang.

Ditanya kemungkinan pindah ke operator lain, jika PT JTT tidak meningkatkan profesionalismenya, meski tidak secara tegas, Sigit memberikan sinyal hal itu mungkin bisa saja terjadi. Tetapi hal itu tidak akan dibahas lebih lanjut agar tidak menimbulkan gejolak baru. “Kami tidak tahu, tidak tahu, nanti ndak menjadikan gejolak lagi. Yang penting saya minta jangka pendek dan menengah segera diselesaikan [masalahnya], harap diterjemahkan [oleh PTT JTT] sendiri,” tegas dia.

Sigit menambahkan, masalah yang muncul dengan adanya aksi mogok kemarin, akan diselesaikan dengan memberikan deadline kepada PT JTT dalam dua tahapan yaitu jangka pendek dan menengah. Untuk jangka pendek persoalan adanya 51 armada yang tidak layak beroperasi harus segera ditindaklanjuti paling lambat, Senin (17/10/2016) sore untuk segera ditindaklanjuti. Agar layanan masyarakat bisa berjalan dengan baik.

“Yang jangka pendek akan langsung ditindaklanjuti hari ini, agar JTT bisa mengidentifikasi permasalahan itu seperti apa, untuk disampaikan kepada saya. Nanti sore [kemarin] harus sudah ada perbaikan internal di JTT,” ucapnya.

Sedangkan untuk permasalahan jangka menengah terkait adanya mosi tidak percaya kru terhadap manajemen. “Untuk mosi tidak percaya tidak bisa langsung diselesaikan hari ini. Harus ada jeda waktu, kemudian kami mengambil langkah jangka pendek dan selanjutnya menengah. Supaya permasalahan ini bisa diantisipasi lebih dini, artinya layanan kepada masyarakat terkait kru ini semuanya dapat diselesaikan,” kata Sigit.

Mengingat pada akhir 2016, Pemda DIY akan mendapatkan bantuan 50 unit bus untuk penambahan armada Trans Jogja. Jika PT JTT masih memiliki celengan permasalahan yang tak kunjung terselesaikan, maka bukan tidak mungkin jika operasional 50 bus itu diserahkan ke pihak lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya