SOLOPOS.COM - Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor I melintasi Jl. Sangiran, Sragen, Kamis (18/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Bus rapid transit (BRT) Trans Jateng dengan trayek Solo-Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Sragen akan hadir pada 2024.  Kehadiran angkutan umum yang nyaman dan tepat waktu seperti BRT Trans Jateng dianggap menjadi solusi atas menurunnya minat warga menggunakan angkutan umum.

Sejatinya BRT Trans Jateng sudah hadir di Sragen sejak 2021. Bus yang dikelola Pemprov Jateng ini  melayani trayek Solo-Sumberlawang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen, Catur Sarjianto, mengatakan pengendara kendaraan pribadi bisa saja dialihkan ke angkutan publik asalkan sarana, prasarana, dan pelayanannya memadai. Kondisi angkutan umum yang ada di Sragen sekarang, menurutnya, memprihatinkan dan menggunakan standar minimalis.

“Hal itu menjadi pemikiran Dishub. Dengan kondisi angkutan yang memprihatinkan itu maka orang yang naik angkutan umum sekarang itu karena terpaksa. Masyarakat yang berkemampuan cukup memilih pakai kendaraan pribadi atau pakai fasilitas transportasi online. Nah, wacana bus Trans Jateng itu jadi jawaban yang nantinya dimulai pada 2024 mendatang,” jelasnya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (15/8/2022) lalu.

Baca Juga: Sepi Penumpang, 11 Trayek Angkutan Umum di Sragen Ini Nihil Armada

Catur mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jateng. Intinya, untuk 2023 pembukaan trayek BRT Trans Jateng diprioritaskan di Wonogiri.

“Sudah ada survei kondisi sarana dan prasarana, termasuk rute yang kemungkinan dari Solo sampai Pilangsari. Trayek bus Trans Jateng Solo-Pilangsari itu insya Allah pada 2024 mendatang. Ramai tidaknya penumpang dikembalikan kepada konsumen. Masyarakat akan memilih bus dengan fasilitas nyaman, jam tepat, dan lebih cepat atau angkutan umum dengan fasilitas minimal,” ujarnya.

Belajar dari operasional BRT Trans Jateng di jalur Solo-Sumberlawang, sambung dia, selama ini tidak ada benturan dengan perusahaan otobus (PO) dengan trayek yang sama. Dalam konteks trayek Solo-Pilangsari Sragen, kata dia, maka operasionalnya nanti bisa menggandeng PO yang sudah ada, seperti Harta Sanjaya.

Baca Juga: Merananya Sopir Angkutan Umum di Sragen, Sehari Hanya Sekali PP

“Kalau di Solo-Sumberlawang, bus Trans Jateng dan Rela bisa sama-sama jalan, maka di Solo Pilangsari, Sragen pun saya kira juga bisa,” ujarnya.

Catur bersama pejabat dari Bidang Lalu Lintas Dishub Sragen mengevaluasi trayek Solo-Sumberlawang yang animonya cukup tinggi. Dia mengatakan banyak masyarakat yang menginginkan penambahan halte yang sekarang masih terbatas.

Dia mencatat sepanjang rute Solo-Gemolong ada 10 halte portabel dan 70 halte yang hanya berpenanda rambu dan MMT. Dia mengatakan pengadaan halte untuk 70 lokasi ini yang menjadi pemikiran.

“Sempat ada bantuan CSR untuk pembangunan halte, seperti di depan SMAN 1 Sumberlawang, gerbang Sangiran, dan Doyong arah Solo. Sisanya nanti pengadaan secara bertahap dengan menyesuikan kemampuan anggaran,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya