SOLOPOS.COM - Ilustrasi bus. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Transportasi jalur Terminal Tirtonadi Solo-Museum Sangiran-Sumberlawang Sragen bakal menjadi rute pertama yang diluncurkan dalam layanan aglomerasi Soloraya.

Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah memperkirakan layanan tersebut mengaspal pada Juli tahun depan. Rute sepanjang hampir 30 kilometer itu melintasi 32 halte di tahap pertama operasional, dan bakal ditambah menjadi 64 halte.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Angkutan Jalan Dishub Jateng, Heribertus Slamet Widodo, mengatakan sesuai ketentuan, rute tersebut dilayani 19 unit bus ukuran sedang berkapasitas 33 penumpang.

“Namun, tahap pertama kami menyiapkan 14 unit terlebih dahulu,” kata dia kepada wartawan seusai Sosialisasi Pengembangan Aglomerasi Perkotaan di Jateng di Hotel Megaland, Solo, Selasa (26/11/2019).

Slamet mengatakan tarif ditentukan berbeda sesuai jenis penumpang, yakni Rp4.000 untuk penumpang umum serta Rp2.000 bagi pelajar, buruh, dan veteran. Operator aglomerasi dibayar sesuai jarak tempuh per kilometer yang dilaluinya setiap hari. Operator bakal dibayar sesuai kajian skema beli jasa atau buy the service senilai Rp7.400 per kilometer.

Lebih lanjut dijelaskan rute tersebut saat ini dilayani oleh 11 perusahaan otobus (PO)/badan hukum/koperasi. Mereka diminta melebur untuk membentuk konsorsium.

Konsorsium nantinya diminta menyiapkan armada baru atau paling tidak sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Selain itu, mereka juga diminta menentukan titik-titik halte atau selter.

Slamet menyampaikan rute Terminal Tirtonadi-Sumberlawang dipilih dari enam rute lain karena sejumlah alasan. Salah satunya, mendukung akses transportasi ke Museum Sangiran sebagai destinasi wisata kelas dunia.

“Rute berikutnya Solo-Wonogiri. Tapi, kami enggak mau memastikan karena usulan itu dari pusat. Kalau tiba-tiba pindah ke Brebes atau daerah lain, kami juga enggak tahu ke depan,” tandasnya.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, berharap rute tersebut bisa menyambung dengan rute dalam kota Batik Solo Trans (BST).

“Sehingga, manfaat buy the service itu enggak hanya bisa dimanfaatkan oleh warga Solo, tapi juga Soloraya. Lebih besar cakupannya saat digelontorkan enggak cuma untuk BST saja tapi angkutan aglomerasi juga,” ucap Rudy.

Sebagai informasi, skema buy the service berarti pemerintah membeli jasa dengan harga yang telah disepakati dan operator harus menyediakan jasa transportasi umum massal dengan standar yang ditetapkan pemerintah. Sejumlah rute lain yang sempat diwacanakan di antaranya Solo-Sragen, Solo-Wonogiri, Solo-Boyolali, Solo-Karanganyar, dan Klaten-Kartasura (Sukoharjo).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya