SLEMAN: Banyak petani di Sleman terpaksa menjual tanaman padinya kepada penebas beberapa pekan sebelum panen. Hal ini disebabkan karena petani mulai kesulitan mencari buruh pemanen padi, Senin (20/6).
Setyo Wardoyo, 41, petani asal Desa Margoagung, Seyegan mengatakan, berkurangnya buruh pemanen dikarenakan penghasilannnya sedikit. Mereka umumnya hanya diberi persenan gabah berdasarkan hasil yang dipanen.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Buruh pemanen umumnya meminta sistem upah diganti dengan uang harian. Namun tidak semua petani mampu membayarnya.
“Untuk yang petani kaya bisa membayar upah harian rata rata Rp15.000. Biasanya yang lahannya luas. Tapi kalau petani kecil seperti saya berat,” ujar dia, Senin (20/6).
Akibatnya, petani dengan sukarela menjual ke penebas. Rata-rata per seribu meter dihargai paling tinggi Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. Tak jarang banyak yang menjual dibawah harga tersebut.
Padahal jika memanen sendiri hasilnya bisa mencapai 6 sampai 7 kuintal per seribu meter. Dengan harga gabah basah Rp300.000 per kuintal, sekali panen bisa menghasilkan sekitar Rp2,1 juta.(Harian Jogja/Sumadiyono)
Foto Ilustrasi