SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung tengah berenang di area Cekungan sungai Tepus, Dusun Ndalem, Desa Widodomartani, Ngemplak, Sleman pekan lalu. Cekungan itu kini menjelma menjadi wisata baru. (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Solopos.com, SEMARANG — Di tengah upaya Presiden Joko Widodo menggerakkan pemasaran pariwisata dengan Kabinet Kerjanya, suara pesimistis muncul dari tengah Pulau Jawa. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Tengah (Jateng) mengeluhkan sulitnya memasarkan 105 desa wisata yang tersebar di beberapa daerah.

Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Disbudpar Jateng, Trenggono, mengatakan dari 125 desa wisata yang bisa dipasarkan kepada wisatawan hanya 20 desa wisata. “Kami mengalami kesulitan untuk memasarkan 105 desa wisata kepada wisatawan,” katanya kepada wartawan di sela Bursa Wisata Indonesia (BWI) di Semarang, Senin (27/10/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegiatan BWI yang diadakan DPD Asosiasi Profesional Pariwisata Indonesia (ASPPI) Jateng diikuti 260 buyer dari berbagai provinsi di Indonesia dan buyer dari Jepang dan Turki, serta menghadirkan 78 seller. Trenggono lebih lanjut menyatakan, 105 desa wisata tersebut sulit dipasarkan, karena adanya beberapa kendala, antara lain akses jalan belum memadai atau masih sulit.

Tidak adanya atraksi kesenian kas daerah yang bisa menarik wisatawan datang berkunjung, tidak adanya aktivitas yang bisa dilakukan wisatawan saat berkunjung di desa wisata tersebut. “Banyak daerah hanya latah membentuk desa wisata tanpa melihat potensi dan didukung sarana serta prasarana memadai,” ungkapnya.

Menurut Trenggono, supaya desa wisata bisa dijual kepada para wisatawan mestinya harus didukung adanya akses jalan yang baik dan ada kegiatan atraksi kesenian kas desa. Kendati demikan, imbuh dia, Disbudpar Jateng tetap berupaya melakukan pembinaan serta membantu penataan sarana dan prasarana 105 desa wisata tersebut supaya nantinya dapat dijual kepada wisatawan.

“Kami akan terus melakukan pembinaan agar desa wisata tersebut dalam beberapa tahun ke depan bisa dipasarkan kepada para wisatawan. ASPPI supaya bisa membantu,” harapnya.

Sementara itu, Ketua ASPPI Jateng, Pranoto Hadi Prayitno dalam kesempatan yang sama menyatakan kesiapannya membantu pengembangan 105 desa wisata tersebut. “ASPPI Jateng telah membentuk jaringan pariwisata guna memperkenalkan desa wisata yang ada kepada wisatawan domestik dan luar negeri,” ungkap dia.

Dia menambahkan pada ajang BWI, mengundang desa wisata Dieng Kulon, Banjarnegara untuk diperkenalkan kepada para buyer dalam negeri dan luar negeri. “Melalui pembinaan sebanyak 105 desa wisata yang selama ini dianggap belum layak dijual, mudah-mudahan bisa menarik wisatawan,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya