SOLOPOS.COM - Sekretaris DPC PDI-P, Teguh Prakoso menyerahkan kartu tanda anggota (KTA) kader kepada Achmad Purnomo di kantor DPC PDI Perjuangan, Solo, Rabu (17/10/2012). Achmad Purnomo disebut-sebut merupakan calon Wakil Walikota Solo, menggantikan FX Hadi Rudyatmo yang akan dilantik menjadi Walikota Solo, Jumat (19/10/2012) besok. (Foto: Agoes R/JIBI/SOLOPOS)

Sekretaris DPC PDI-P, Teguh Prakoso menyerahkan kartu tanda anggota (KTA) kader kepada Achmad Purnomo di kantor DPC PDI Perjuangan, Solo, Rabu (17/10/2012). Achmad Purnomo disebut-sebut merupakan calon Wakil Walikota Solo, menggantikan FX Hadi Rudyatmo yang akan dilantik menjadi Walikota Solo, Jumat (19/10/2012) besok. (Foto: Agoes R/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—Achmad Purnomo, Tokoh Solo Bersama Selamanya (SBS) yang juga namanya santer disebut sebagai salah satu calon wakil walikota (cawawali), Rabu (17/10/2012) mendaftar menjadi anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Purnomo menilai cocok dengan program kerja PDIP.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Secara diplomatis, Purnomo mengaku siap dicalonkan menjadi wawali jika PDIP menghendaki. ”Ya kalau memang saya sebagai anggota [PDIP] diusulkan sebagai calon wawali, mau tidak mau saya harus siap,” tuturnya di Kantor DPC PDIP Solo, Rabu.

Meski mengaku siap, namun dia menegaskan pendaftaran dirinya menjadi anggota PDIP tidak ada kaitannya dengan bursa calon wawali. ”Pencalonan silakan tanya ke ketua partai. Saya ke sini untuk mendaftar sebagai anggota PDIP,” tuturnya.

Achmad Purnomo merupakan salah satu calon Walikota Solo dalam Pilkada 2005. Dalam Pilkada 2005, Purnomo yang berpasangan dengan Istar Yuliadi kalah dari pasangan Jokowi-Rudy. Saat itu Purnomo-Istar diusung oleh PAN.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Achmad Purnomo mendatangi Kantor DPC PDIP Solo di Brengosan, Laweyan, Solo, bersama istrinya sekitar pukul 11.00 WIB. Membawa stopmap berisi berkas persyaratan menjadi anggota partai, dia ditemui sejumlah pengurus partai berlambang banteng moncong putih itu.

”Saya merasa tersanjung dan tidak menyangka kedatangan saya disambut oleh jajaran pengurus PDIP dan wartawan. Saya merasa cocok dengan program kerja PDIP,” katanya.

Dia menegaskan selama ini dirinya belum pernah menjadi anggota partai mana pun. Pilihannya untuk masuk ke PDIP sebenarnya sudah sejak lama. Hanya saja, lantaran statusnya selama ini sebagai salah satu pengajar di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja dirinya memilih berada pada posisi nonpartai. Guna memperlancar niatannya untuk bergabung dengan PDIP, Purnomo memilih pensiun dini sebagai pengajar.

Sekretaris DPC PDIP Solo, Teguh Prakosa, mengatakan partainya terbuka bagi siapa pun yang ingin mendaftar sebagai kader. ”Saya mewakili jajaran PDIP menerima pendaftaran dari Pak Purnomo. Beliau anggota pertama dari kalangan masyarakat umum yang masuk di partai ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Solo yang juga calon Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyatakan wawali pendampingnya nanti harus memiliki kartu tanda anggota (KTA) PDIP. Pasalnya, partailah yang menjadi kendaraan politik menduduki jabatan tersebut. ”Kalau masih calon tidak bikin [KTA] enggak apa-apa. Kalau sudah jadi ya sebaiknya harus bikin, seperti Pak Jokowi dulu,” ujarnya di Balaikota, Rabu.

Jika masih sebatas calon, pihaknya tak mengharuskan figur tersebut memiliki KTA. ”Itu iktikad saja. Namun yang terpenting sebenarnya bukan KTA tapi bagaimana figur itu mampu melayani masyarakat bersama PDIP.”

Rudy menegaskan bukan rahasia lagi sosok yang akan diangkat wawali harus berkontribusi pada partai. Artinya, imbuh dia, wawali terpilih harus bisa mendongkrak suara PDIP dalam Pilkada selanjutnya. Meski demikian, dirinya menolak kontribusi itu dikaitkan dengan materi. ”Kami sama sekali tidak membahas materi. Yang penting adalah komitmen mereka,” tegasnya.

Sementara itu, Rudy mengungkapkan sudah ada lima nama cawawali yang dikantonginya. Menurut Rudy, kelima nama tersebut berasal dari tiga partai di luar PDIP. Dia menambahkan PDIP sendiri baru akan membahas nama setelah pelantikannya sebagai walikota.

Pernyataan Rudy dipertegas statement dari Teguh yang mengungkapkan PDIP baru akan membahas nama wawali satu hingga dua bulan setelah pelantikan Rudy. Ditambahkannya, keputusan akhir bukan kewenangan dari DPC PDIP Solo. ”Keputusan akhir di DPP,” katanya.

Terpisah, Ketua DPD PAN Solo, Umar Hasyim, masih enggan menyebutkan nama wawali hasil dari verifikasi Tim Tujuh bentukan PAN. ”Sudah mengerucut ke dua nama. Ya tunggu saatnya nanti akan kami komunikasikan dengan PDIP,” terangnya, saat ditemui di DPRD Solo, Rabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya