SOLOPOS.COM - Ilustrasi bursa kerja (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Job Market Fair (JMF) 2014 yang diadakan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Solo pada Rabu-Kamis (18-19/6) menawarkan 4.218 lowongan pekerjaan dari 25 perusahaan. Kegiatan rutin yang diadakan dinas tersebut diharapkan mampu mengurangi jumlah pengangguran di Solo yang mencapai 16.000 orang pada akhir 2013.

Kepala Dinsosnakertrans, Sumartono Karjo, menyampaikan banyaknya pengangguran yang ada dipengaruhi karena tidak tersampaikannya informasi lowongan pekerjaan dari pengguna tenaga kerja (pengusaha) kepada calon tenaga kerja. Padahal menurut dia, berbagai cara telah ditempuh pemerintah daerah maupun pusat untuk mengurangi jumlah pengangguran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menyampaikan job fair tersebut menjadi sarana penyampai informasi kepada masyarakat dan kemerupakan ajang mempertemukan pencari kerja dan penyedia lapangan kerja. Meski begitu, acara tersebut tidak hanya ditujukan untuk masyarakat Solo tapi terbuka untuk umum walaupun sasaran utama tetap masyarakat Solo.

“Melalui kegiatan tersebut, kami berharap 25% [4.000 orang] dari jumlah pengangguran di Solo bisa diterima. Dari 4.218 lowongan yang ada, kami menargetkan akan ada 3.500-4.000 orang yang diterima bekerja, atau sekitar 90% dari jumlah lowongan yang ditawarkan,” ungkap Sumartono saat acara jumpa pers JMF 2014 di ruang siding Kantor Dinsosnakertrans Solo, Selasa (17/6/2014).

Dia mengaku tidak mematok jumlah yang terlalu tinggi untuk jumlah tenaga kerja yang terserap. Hal ini karena cukup sulit untuk memenuhi kebutuhan dari penyedia lapangan kerja mengingat tidak semua orang yang melamar sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Sumartono menyampaikan ketidaksesuaian antara kebutuhan dunia kerja dengan kualifikasi calon tenaga kerja menjadi kendala dalam penyerapan tenaga kerja.

Sumartono menuturkan jumlah pengangguran di Solo saat ini cenderung tetap. Hal ini karena setelah ada yang terserap di dunia kerja, akan ada pengangguran baru. Hal ini karena dari 3.000-4.000 lulusan sekolah menengah atas (SMA) setiap tahunnya, ada sekitar 1.500 orang yang memutuskan bekerja yang bisa dilihat dari jumlah pencari kartu kuning.

Pihaknya menuturkan ingin mengurangi pengangguran hingga 50% per tahun. Namun diakuinya hal tersebut sulit terealisasi karena keterbatasan anggaran sehingga tidak bisa melaksanakan job fair dua kali dalam setahun. Hal ini mengingat peserta dan pengusaha tidak dikenai biaya selama mengikuti job fair.

“Kalau job fair yang diadakan pihak swasta atau universitas, kami tidak bisa mengintervensi acara tersebut. Bentuk kerja sama yang ada hanya pemberian izin dan menerima laporan setelah acara tersebut selesai,” paparnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya