SOLOPOS.COM - ilustrasi sepeda motor (JIBI/dok)

Bursa sepeda motor di Indonesia mengalami penurunan. Kendati demikian, Indonesia masih berada di posisi ketiga.

Solopos.com, JAKARTA – Seiring perlambatan ekonomi di Tanah Air jumlah kendaraan bermotor roda dua yang diproduksi anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sepanjang tahun 2015 diperkirakan hanya mencapai 6,3 juta unit, atau turun dibanding tahun 2014 sebanyak 7–9 juta unit.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua AISI Gunadi Sindhuwinata menjelaskan, saat ini pasar sepeda motor turun 21% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari kapasistas produksi sebanyak 9,6 juta unit hanya terpakai 65% saja. Kendati demikian, kita tetap menjadi pemain nomor 3 di dunia setelah RRC dengan 21 juta, India 15 juta, dan Indonesia di tahun 2011 mencapai delapan juta unit kendaraan terpasang.

“Ini merupakan jumlah yang mendukung skala ekonomi kita dan juga termasuk daya saing kita,” kata Gunadi kepada wartawan seusai bersama pengurus AISI dan GAIKINDO diterima oleh Presiden Jokowi, Selasa (13/10/2015), di Istana Merdeka, Jakarta.

Menurut Gunadi, dengan kapasitas produk 9,6 juta, industri sepeda motor Indonesia telah  menyerap tenaga kerja dari hulu sampai hilir sebanyak dua juta orang, termasuk mereka yang bekerja di bengkel industri, pendanaan, dan juga yang terlibat langsung dengan produksi.

“Dengan dua juta orang ini kita bisa mencapai 85%, jika ditanya sisanya 15% itu apa seperti di otomotif roda empat ternyata lingkupnya pada di komponen-komponen khusus yang merupakan bahan baku berupa baja, besi, plastik, dan komponen bahan baku lainnya,” terang Gunadi.

Ditambahkan oleh Ketua AISI itu, dukungan industri sepeda motor kepada negara berupa pajak baik ke daerah maupun ke pusat mencapai sekitar Rp14 triliun.

Selain itu, dari 6,3 juta penjualan sepeda motor tercatat pada 2014 telah dieskpor sebanyak 41.000 unit, dan tahun ini diperkirakan akan naik sekitar 440%. “Kami perkirakan dan meyakinkan kepada Presiden jika sampai 2019 ekspor kita akan mencapai 1.000%,” jelas Gunadi seperti dilansir laman Setkab.go.id, Selasa (13/10/2015).

Dari mana keyakinan tersebut, menurut Gunadi, jika pada awalnya pasar sepeda motor ini di negara belum maju dan terbatas, namun saat ini ada trend di negara maju yang biasa pasar sepeda motor besar 250cc keatas mulai beralih pada sepeda motor kecil karena penggunaannya yang lebih rasional.

“Dan lagi negara maju ini jika mengeluarkan uang US$1.000 untuk membeli sepeda motor tidak ada artinya, sehingga saat ini perkembangan pasar motor di Eropa misalnya Jerman, Inggris, Belanda, dan lainnya cukup menggembirakan. Juga ekspor ke Jepang dan daerah Pasifik ini tetap merupakan hal yang akan dikejar oleh industri kami,” papar Gunadi.

Ketua AISI itu meyakini, 5-10 tahun lagi sepeda motor untuk jenis 100-150 cc akan menjadi produk yang diminati karena di Indonesia sepeda motor yang terjangkau akan menggerakkan kegiatan ekonomi. Karena itu, Gunadi yakin pasarnya akan tetap tumbuh.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya