SOLOPOS.COM - Ilustrasi proyek properti (JIBI/Bisnis/Dok.)

Bursa properti Jatim melambat, harga lahan menyusut 10%.

Madiunpos.com, SURABAYA — Menurunnya daya beli masyarakat terhadap produk properti tahun 2015 ini mengakibatkan harga lahan di Jawa Timur turun hingga 10%.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ketua Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Jawa Timur, Totok Lucida, mengatakan bahwa bisnis properti pada 2013 memang seperti berada pada puncaknya hingga mengalami kenaikan harga yang tidak terkontrol terutama properti landed house, sedangkan high rise dalam 4 tahun mengalami kenaikan sekitar 100%.

Namun, lanjutnya, tahun ini properti semakin melambat dan daya beli masyarakat telah turun akibat faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar dan semakin sulitnya kredit perbankan.

“Dengan krisis yang dirasakan seperti sekarang harga tanah jadi turun dalam 1-2 bulan terakhir, terutama di secondary market. Contohnya di kawasan Golf View Ciputra yang dulunya Rp20 juta-Rp25 juta/m2 sekarang dengan Rp15 juta/m2 sudah bisa didapat,” katanya seusai Diskusi Ekonomi – Forum Anak Bangsa Universitas Airlangga, di Surabaya, Selasa (26/5/2015).

Totok menjelaskan tingginya nilai tukar dolar yang mencapai Rp13.000 itu mempengaruhi harga properti karena keberadaan bisnis properti memiliki keterkaitan dengan sekitar 150 sektor industri atau usaha lainnya.

Kredit Turun Drastis
Dia memaparkan pertumbuhan kredit properti pun tahun ini turun drastis yakni hanya mampu tumbuh 16,7%, padahal pada 2013 pertumbuhan kredit properti mencapai 30%, dan pada 2014 turun menjadi 24,9%. “Ini akibat adanya pengetatan kredit properti dari perbankan,” imbuhnya.

Totok menambahkan, meski direncanakan pemerintah bakal melakukan pelonggaran terhadap kredit properti seperti plafon uang muka tetapi jika makro ekonomi belum membaik maka industri properti bakal semakin lesu. “Tapi kalau ada kelonggoran kredit properti, kami perkirakan pertumbuhan properti di Jatim paling hanya 5%,” imbuhnya.

Pengamat Ekonomi dan Pasar Uang, Farial Anwar, memprediksi target pertumbuhan ekonomi 5,4% tahun ini akan sulit tercapai, bahkan nilai tukar dolar masih akan sulit untuk turun meski saat ini pemerintah berupaya mempertahankan angka tersebut. “Pertumbuhan ekonomi kita sepertinya bergerak positif tapi akan sulit mencapai target, bahkan ada kecenderungan menurun,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya