SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO—Ajang bursa kerja yang bakal diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Selasa-Rabu (17-18/9), di Grha Wisata Niaga, bakal mengurangi porsi lowongan operator dan marketing.

Dua lowongan ini dinilai mulai kurang diminati para pencari kerja. “Tawaran posisi ini jelas masih ada. Tapi kami memprioritaskan perusahaan yang akan ikut serta dalam kegiatan ini tidak hanya menawarkan posisi marketing dan operator saja, tapi ada tawaran untuk posisi jabatan yang lain,” kata Sekretaris Bursa Kerja Solo, Ida Widianingsih, saat ditemui solopos.com, di ruang kerjanya, Senin (2/9/2013).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ida mengatakan Bursa Kerja Solo itu targetnya bisa diikuti 40 perusahaan pencari tenaga kerja. Tetapi, hingga saat ini sudah ada 44 perusahaan yang mendaftarkan diri. Perusahaan tersebut tidak hanya berasal dari Soloraya, tetapi juga dari Jogja, Semarang bahkan ada yang dari Jakarta.

Jadi, pencari kerja bisa memilih perusahaan yang diminati, apakah yang bertaraf lokal maupun nasional. “Perusahaan itu nanti akan kami seleksi. Seperti saya sampaikan sebelumnya, prioritasnya adalah perusahaan yang tidak hanya menawarkan jabatan marketing dan operator.”

Sementara itu, melihat potensi pencari kerja yang datang pada ajang job fair tahun-tahun sebelumnya, Pemkot Solo menargetkan ajang sama di tahun ini akan diikuti 3.000 pencari kerja. Dan pencari kerja itu tidak hanya terbatas berasal dari Solo tetapi juga dari luar Solo.

Selama ini, lanjut Ida, Pemkot Solo selalu memantau hasil pelaksanaan job fair. Memang tidak ada data riil mengenai serapan tenaga kerja dari ajang tersebut. “Tapi kami terus pantau melalui formulir yang kami bagikan kepada perusahaan pencari tenaga kerja. Dan biasanya proses rekrutmen itu berjalan terus. Tidak bisa sehari dua hari saat job fair  langsung direkrut, tapi masih ada beberapa proses yang harus dilalui.”

Bursa kerja itu nantinya akan mengakomodasi  lowongan pekerjaan bagi lulusan SMK/SLTA, S1 dan S2. Pemerintah, kata Ida, juga bertugas menegosisasikan kualifikasi pendidikan terhadap jenis lowongan. “Misalnya untuk posisi operator. Kalau SMP saja bisa, kenapa harus SLTA. Kecuali untuk lowongan yang betul-betul butuh skill, memang ada syarat minimal pendidikan.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya