SOLOPOS.COM - Ilustrasi (yustisi.com)

Aksi jambret yang beberapa waktu terakhir marak diduga terkait jaringan narkoba.

Solopos.com, SOLO — Maraknya kasus penjambretan di Kota Solo mendapatkan perhatian serius Polresta Solo. Pelaku penjambretan yang saat ini masih buron diduga kuat bagian dari jaringan narkoba.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakapolresta Solo, AKBP Hariyadi, mengatakan akhir-akhir ini Kota Solo digegerkan dengan marak penjambretan. Sudah ada tiga kasus penjambretan di Solo yakni di Laweyan dua kasus dan Banjarsari satu kasus. “Kami akan menindak tegas pelaku penjambretan karena sangat meresahkan warga,” ujar Hariyadi kepada wartawan di Mapolresta Solo, Minggu (25/9/2016).

Hariyadi mengatakan dari hasil penyelidikan dari pelaku penjambretan yang telah ditangkap polisi menemukan fakta baru di lapangan. Pelaku penjambretan yang sekarang masih buron terindikasi kuat sebagai jaringan narkoba. “Kami mendapatkan informasi kalau pelaku penjambretan menggunakan uang hasil kejahatan untuk membeli paket hemat narkoba. Hal itu yang membuat pelaku nekat melakukan kejahatan,” kata dia.

Polresta Solo, kata dia, sudah menginstruksikan semua jajaran khususnya di lima polsek di Solo agar memperketat keamanaan di wilayahnya masing-masing. Patroli di jalan lebih ditingkatkan dengan harapan ketika pelaku beraksi akan mudah ditangkap polisi.

“Kami menghimbau kepada warga untuk lebih waspada saat berada di jalan. Jangan sampai membawa tas disamping atau di depan sepeda motor karena mudah diambil pelaku,” kata dia.

Ia menjelaskan jam paling rawan terjadi penjambretan yakni pukul 10.00-12.00 WIB dan 19.00-22.000 WIB. Pada waktu tersebut banyak ibu rumah tangga, pedagang, karyawan pabrik, dan kantor pulang dari kerja dan menjadi sasaran penjambretan. Rata-rata korban adalah wanita.

Ditanya mengenai jalan di Solo yang rawan penjambretan, Haryadi menjelaskan sedikitnya ada enam jalan yang rawan yakni Jl. Kyai Mojo, Jl. dr Radjiman, Jl. Adi Sucipto, Jl. Kebangkitan Nasional, Jl. Ki Hajar Dewantoro, dan Jl. Juanda. Pelaku penjambretan dari hasil monitoring kerap memanfaatkan jalur perbatasan dengan daerah lain untuk melarikan diri.

Kasat Reskrim Polresta Solo, Kompol Saprodin, mengatakan polisi kesulitan menangkap pelaku penjambretan karena sebagian besar korban baru melapor beberapa jam setelah kejadian. Ia mengimbau kepada warga untuk langsung melapor polisi pada saat kejadian. “Kami akan lebih mudah menangkap pelaku jika korban langsung melapor polisi. Cukup memberikan informasi ciri-ciri pelaku dan arahnya lari kemana akan membantu polisi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya