SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BURNLEY – Liverpool dan Manchester City terus beradu sprint menjelang penutupan Liga Premier Inggris musim ini. Siapa pun yang salah langkah satu centimeter saja, mereka bisa terjatuh sebelum menyentuh garis finis.

Liverpool mengudeta City dengan keunggulan dua poin untuk memimpin di lintasan perebutan gelar juara setelah menggulung Huddersfield Town dengan skor 5-0 pada matchweek ke-36 di Anfield, Sabtu (27/4/2019) dini hari WIB. Tim yang dibesut Jurgen Klopp tersebut menembus 91 poin dalam dua laga tersisa, menyamai rekor poin Manchester United ketika menjuarai Liga Premier 1999/2000.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ironisnya, Liverpool belum tentu menuntaskan musim ini sebagai juara Liga Inggris. Sebab The Citizens, julukan City, bisa gantian mengudeta Liverpool apabila menang di markas Burnley, Stadion Turf Moor, Minggu (28/4/2019) pukul 20.05 WIB. Jika mampu mengalahkan Burnley di Turf Moor, City otomatis kembali ke puncak klasemen sementara dengan keunggulan sebiji poin atas Liverpool dalam dua laga tersisa.

“Saya tahu, orang-orang bicara tentang betapa ‘tampan’ kami. Namun sekarang kami harus berangkat ke Burnley dan dua kunjungan terbaruku ke Burnley luarbiasa berat,” jelas Guardiola, seperti dilansir worldsoccertalk.com, Sabtu.

Ya, menengok dua kunjungan terbaru City bersama Guardiola ke Burnley, mereka hanya bermain imbang 1-1 dan menang tipis 2-1. Padahal, City menang telak 5-0 masing-masing dalam dua pertemuan terbaru di Etihad Stadium. Itu menandakan Turf Moor bukan stadion favorit untuk dikunjungi Guardiola.

Kali ini, City harus lebih waspada. Tim berjuluk The Clarets tak terkalahkan dalam empat pertandingan terbaru mereka di Liga Inggris sebelum menjamu City. Pelatih Burnley, Sean Dyche, memakai strategi parkir bus untuk menjinakkan lawan-lawan mereka.

Terbaru, anak asuh Dyche memakai pola permainan negatif untuk menahan imbang Chelsea 2-2 di Stamford Bridge. The Clarets berusaha mencetak gol hanya ketika ada kesempatan serangan balik. Selebihnya, mereka bertahan total dengan menumpuk pemain sebanyak-banyaknya di kotak penalti. Maka tak heran apabila Burnley hanya mengantongi 24 persen penguasaan bola saat mencuri satu poin dari Stamford Bridge.

Strategi anti-football Burnley itu mendapat kritik dari lawan-lawan mereka. Namun, Dyche tidak peduli. Yang dipedulikannya hanyalah membawa timnya menang agar terhindar dari ancaman degradasi. Pendekatan ini pun bisa jadi akan kembali mereka praktekkan ketika menjamu The Citizens.

“Saya tidak harus membela diri dari apa pun. Tidak ada benar dan salah dalam sepak bola menurut saya. Saya tidak ingin membuat pernyataan dalam wawancara, ‘Ini memalukan, Manchester City mengantongi 800 operan. Ini seharusnya tidak dibiarkan.’ Ide sepak bola adalah berusaha menang. Anda perlu mundur ke belakang untuk menang. Anda harus menang. Anda harus tetap berada di Liga Premier,” ungkap Dyche, seperti dilansir independent.co.uk. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya