Solopos.com, SRAGEN -- Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menginginkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen Suwardi kembali memimpin Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sragen.
Keinginan tersebut disampaikan dalam Konferensi PGRI Sragen Masa Bakti XXII (2020-2025) di Gedung PGRI Sragen, Selasa (28/1/2020).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Yuni, sapaan akrabnya, mengungkapkan dari bisik-bisik dari Suwardi bahwa belum ada sejarahnya di Sragen seorang guru dipilih menjadi Ketua PGRI Sragen untuk dua periode.
Atas dasar itu, Yuni justru meminta PGRI Sragen bisa menciptakan sejarah baru dengan memilih Suwardi menjadi Ketua PGRI Sragen untuk periode kedua. Yuni melihat proses demokrasi di PGRI itu seperti Pilkada karena masa baktinya lima tahun dan maksimal hanya dua periode.
"Kami minta dalam demokrasi di PGRI bisa menggunakan sistem yang terbaik dan mengutamakan musyawarah dan mufakat serta menghindari voting. Kalau boleh, tahun 2020 ini bukan tahun politik di Sragen tetapi juga tahun politik bagi PGRI Sragen," ujarnya.
Sementara Ketua PGRI Sragen periode 2015-2020, Suwardi, mengatakan dalam konferensi PGRI ini bisa mengevaluasi dan menilai kinerja pengurus lama agar organisasi ke depan lebih baik.
"Anggaran PGRI belakangan menurun dan harapannya ada pemikiran untuk mendapatkan sumber-sumber pendapatan untuk PGRI. Anggota juga bisa mengoreksi program kerja yang ada," tambahnya.
Dikira Tidur di Mobil yang Parkir, Pria Ini Ternyata Meninggal
Ketua PGRI Jawa Tengah Muhdi mengingatkan PGRI lahir itu memiliki mimpi, salah satunya memperhatikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia mengatakan soal radikalisme itu tentu sudah menjadi kewajiban guru.
"Jadi bagi anggota yang cenderung ke radikalisme maka di luar kepengurusan saja," katanya.