SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri Joko Sutopo (Solopos/Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemkab Wonogiri hingga pekan pertama Maret 2021 ini belum memberi sinyal bakal mencabut larangan pembukaan tempat wisata dan pembukaan kawasan alun-alun untuk berjualan. Akibatnya, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, sempat kena bully.

Pria yang akrab disapa Jekek itu menyampaikan masa berlaku pembatasan kegiatan masyarakat di Wonogiri hingga batas waktu yang belum diketahui. Dia tak memungkiri awal Maret ini penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 harian di Wonogiri sudah minim.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Walah, Harga Cabai Rawit Merah di Klaten Ternyata Setara Daging Sapi

Kendati demikian, dia tak ingin lengah. Bupati tetap belum berencana mencabut larangan pembukaan tempat wisata dan pembukaan kawasan Alun-Alun Giri Krida Bakti untuk berjualan. Selain itu dia tetap belum membolehkan warga menggelar resepsi.

“Kebijakan ini sebagai edukasi kepada masyarakat bahwa Covid-19 masih ada,” kata Jekek saat berbincang dengan wartawan di kawasan kota Wonogiri, belum lama ini.

Bupati Wonogiri itu mengaku sempat kena rundungan atau bully dari sejumlah orang karena tetap mempertahankan kebijakan tersebut hingga kini. Hanya, dia tak bersedia memerinci rundungan disampaikan melalui apa dan enggan menyebut pihak yang merundungnya.

Dampak Pembatasan

Jekek mengatakan mereka ingin Wonogiri seperti daerah lain yang menurut mereka berpihak kepada masyarakat. Indikator yang dipakai orang tersebut, yakni daerah lain tetap membuka tempat wisata, membuka kawasan kegiatan ekonomi warga, membolehkan warga menggelar hajatan, dan sebagainya.

“Toh yang saya lakukan ini berdampak positif. Jumlah akumulasi kasus Covid-19 di Wonogiri paling rendah se-Soloraya hlo. Sekarang pun kondisi epidemiologinya membaik. Penambahan kasus kecil,” ulas Jekek.

Jekek menilai atas kebijakan yang diambil itu Wonogiri tak gagap dalam menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tingkat kabupaten. Itu karena kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat di Wonogiri dibuat jauh sebelum PPKM bergulir.

Baca Juga: Di Banyuwangi Ada Persatuan Dukun, di Bondowoso Ada Perkumpulan Pemuda Tersesat

Terpisah, Ketua Paguyuban Pedagang Alun-Alun Wonogiri menyatakan pengurus paguyuban tidak pernah menyampaikan protes, terlebih membully Bupati. Apabila menyampaikan aspirasi paguyuban mengutamakan diskusi dengan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan.

Selama ini koordinasi dengan dinas tersebut berjalan baik. Menurut dia pedagang alun-alun selalu mematuhi kebijakan Bupati. Namun, dia tak pedagang juga berharap Bupati membolehkan pedagang berjualan di kawasan alun-alun lagi, meski ke depan masa berlaku PPKM diperpanjang. Seperti diketahui, masa berlaku PPKM akan berakhir 8 Maret mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya