SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar untung Yuni Sukowati (Youtube/SoloposTV).

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati menduga mulai ada transmisi lokal dalam penularan kasus Covid-19 saat ditemukan satu kasus positif Covid-19 asal Jabung, Plupuh, Sragen, Sabtu (13/6/2020) lalu.

Bupati mewaspadai kasus positif Covid-19 atas laki-laki, S, 65, seorang petani yang tidak ke mana-mana dan kini dirawat di RSUD dr. Soeratno Gemolong, Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara hasil tracing di tujuh lokasi, tim Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen menemukan 37 orang reaktif rapid test dari total 132 orang yang pernah kontak erat dengan pasien atau OTG positif Covid-19.

Proyek Tol Solo-Jogja Lanjut, Pembahasan Amdal Direncanakan Pekan Ini

Ekspedisi Mudik 2024

Saat berbincang dengan wartawan di ruang kerjanya, Senin (15/6/2020), Bupati Sragen menyatakan harus mengevaluasi kebijakan new normal yang digulirkan mulai Rabu (10/6/2020) lalu karena terjadi penambahan kasus Covid-19 yang cukup signifikan.

Yuni, sapaan Bupati, menerangkan tahapan new normal di Sragen belum bisa 100% karena ada sekolah yang belum diberlakukan new normal.

Bupati Yuni yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (PP) Covid-19 Kabupaten Sragen menyampaikan penambahan kasus positif Covid-19 muncul itu karena Pemkab rajin melakukan rapid test massal sehingga kasus tersembunyi kelihatan.

“Kasus terakhir yang muncul seorang laki-laki yang bekerja sebagai sopir bus AKAP Rosalia Indah yang uji swab di Sukoharjo positif. Sopir itu W, 63, asal Masaran. Ia dimasukkan ke tempat karantina di Technopark Sragen dengan status orang tanpa gejala (OTG). Kemudian ada warga Jabung, Plupuh, yang kini dirawat di RSUD Gemolong. Pasien ini yang harus diwaspadai karena hasil anamnesa yang bersangkutan tidak ke mana-mana. Kemungkinan ini kasus transmisi lokal,” ujar Yuni.

Tak Dapat Bantuan, Warga Sukodono Sragen Datangi Kantor Dinas Bupati

Warga Jabung berinisial S, 65, menjadi salah satu dari enam kasus positif Covid-19 yang muncul pada Sabtu lalu.

Bupati Yuni melanjutkan kasus Covid-19 berikutnya BAH, 23, warga Mojorejo, Karangmalang, Sragen, yang sebelumnya bekerja di Kalimantan. Dia menjelaskan laki-laki itu pulang dari Kalimantan itu pada 20 Maret lalu. Artinya, di Sragen BAH sudah hampir tiga bulan.

Syarat Kembali Bekerja

Ketika dilakukan anamnesa, kata Yuni, warga itu mengaku hanya gowes dan juga tidak mana-mana. Yang bersangkutan diketahui positif Covid-19 setelah mencari surat bebas Covid-19 sebagai syarat kembali bekerja di Kalimantan. Secara klinis, Bah tidak memiliki keluhan dan menjadi OTG.

“Ada satu lagi perantau dari Kalimantan yang pulang ke Sragen pada 30 Maret dan baru Sabtu lalu diketahui positif. Laki-laki itu berasal dari Pandak, Sidoharjo. Ia diketahui positif saat tes untuk syarat kembali ke Kalimantan. Rapid test reaktif kemudian dilanjutkan swab test dan hasilnya positif. Pedagang perabot rumah tangga asal Dawungan, Masaran, N, 54, juga diketahui positif saat hendak kembali merantau ke Pangandaran, Jawa Barat,” jelasnya.

Pilkada 2020 di Tengah Pandemi Covid-19, Rudy Prediksi Suara PDIP Solo Turun

Sementara dua kasus positif terakhir, HSJ, 51, dan MY, 24, merupakan pengembangan dari klaster Pasar Kobong, Semarang, di wilayah Tanon.

Bupati menyebut total 47 kasus positif Covid-19 dengan rincian 29 orang sembuh, satu orang meninggal dunia, dan 17 orang dirawat. Sebanyak 13 orang dari 17 orang itu statusnya OTG dan pasien dirawat tinggal empat orang, yakni di RSUD Gemolong, RSUD Sragen, dan RS UNS Solo.

“Satu pasien pertama asal Kedungupit, Sragen Kota, sudah sehat dan menjalani perawatan selama 36 hari di RSUD dr. Moewardi Solo. Sekarang perempuan itu menjadi OTG di tempat karantina Technopark Sragen. Dengan tinggal di Technopark bisa menghilangkan stress dengan memancing dan olahraga maka dia bisa lebih cepat sembuh. Kami optimistis tingkat kesembuhan 13 OTG di Technopark itu tinggi karena tinggalnya satu orang satu kamar,” katanya.

Tak Mau Disiplin

Yuni menekankan yang paling penting dalam kebijakan new normal ini kesadaran dan disiplin. Yuni melihat secara umum masyarakat Sragen belum menganggap Covid-19 itu sebagai hal yang serius sehingga mereka tidak mau disiplin dalan menerapkan protokol Covid-19.

“Yang paling sederhana saja pakai masker. Kami sulit mengedukasi warga pakai masker. Pemerintah lewat Gugus Tugas hingga satgas tingkat desa harus bisa melakukan gerakan mendisiplinkan masyarakatnya. Selain itu didukung dengan regulasi yang menyangkut pemberian sanksi,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto, menyampaikan tracing atas tujuh pasien Covid019 itu dilakukan Senin pagi hingga siang. Hargiyanto menyampaikan dari hasil tracing di tujuh lokasi, tim DKK menemukan sebanyak 37 orang reaktif dari 132 orang yang memiliki kontak erat dengan pasien dan OTG.

“Reaktif paling banyak di Tanon sebanyak 15 orang, di Dawungan atau wilayah Puskesmas I Masaran sebanyak 14 orang, dan di Jati atau wilayah Puskesmas II Masaran sebanyak delapan orang. Semua yang reaktif itu merupakan keluarga yang kontak erat dengan OTG,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya