SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati didampingi para pejabat meninjau proyek The New Kemukus di wilayah Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Jumat (26/11/2021). (Istimewa/Diskompinfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyampaikan masyarakat tak lagi malu-malu datang ke Gunung Kemukus setelah direvitalisasi menjadi New Kemukus. New Kemukus kini menjelma menjadi objek wisata yang ramah keluarga, anak-anak, dan emak-emak.

Menurut Bupati, Cerita Gunung Kemukus itu sebenarnya bagus tetapi dibelok-belokan sehingga berkonotasi negatif. Sekarang konotasi negatif itu hilang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“New Kemukus belum diresmikan saja ternyata sudah banyak yang berkunjung dan menjadi daya tarik bagi keluarga dan mereka tidak malu-malu lagi untuk mengatakan habis berkunjung ke Gunung Kemukus. Kalau dulu mau bicara tentang Gunung Kemukus itu malu-malu. Dulu ketika dari Gunung Kemukus itu mau bilang malu-malu, sekarang mereka tidak malu setelah berkunjung ke Kemukus,“ katanya dalam Solopos Talk Show Virtual bertajuk Wajah Baru Gunung Kemukus, Rabu (26/1/2022).

Baca Juga: Sukses Ubah Citra Kemukus, Bupati Siap Bongkar 2 Tempat Lokalisasi Lain

Bupati Yuni mengaku selalu mendapatkan pertanyaan yang kurang mengenakkan saat mengajak teman-temannya ke Srage. “Selalu ada pertanyaan, lihat apa di Sragen? Lihat sex mountain?” ujar dia.

Citra buruk itu kini berhasil diubah. Bupati berharap perubahan citra itu bisa membuat Sragen menjadi berkah.

Lebih jauh, Yuni menjelaskan cerita tentang Pangeran Samodro yang makamnya ada di Gunung Kemukus itu sejatinya bagus. Tetapi ada yang membelok-belokkan ke arah negatif hingga muncul lokalisasi.

Baca Juga: Sandiaga Uno Komentari Citra Baru Gunung Kemukus, Begini Katanya

Para pekerja seks komersial (PSK) di Gunung Kemukus sudah diidentifikasi saat awal penataan. Dari pendataan itu diketahui 90% PSK tersebut bukan orang Sragen. Masyarakat di skeitar Gunung Kemukus itu, sambung Yuni, sebenarnya sudah jengah dengan aktivitas negatif itu sehingga mereka mendukung penataan dan pelurusan sejarah Pangeran Samodro.

“Kalau dulu ramainya setiap Jumat Pon, sekarang setiap hari ramai, mulai pagi, siang, sore, dan malam. Untuk pengembangannya, kami akan tata usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Sejarahnya berawal dari putra Raja Majapahit yang siar agama islam saat perjalanan dari Gunung Lawu ke Demak,“ ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya