SOLOPOS.COM - Seorang warga lansia, Ahmad Widodo, 63, menjadi peserta vaksinasi booster pertama yang disuntik Bupati Sragen di Sentra Vaksinasi Sragen, Selasa (18/1/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Guna memutus penyebaran Covid-19, Pemkab Sragen mewajibkan setiap pemerintah desa dan kelurahan menggelar vaksinasi booster dengan target minimal masing-masing 200 orang. Kalangan guru-guru di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen pun tak lepas dari beban.

Guru-guru juga diwajibkan masing-masing mengajak satu orang untuk disuntik vaksin booster. Kebijakan itu diambil Pemkab Sragen untuk menghabiskan vaksin sebanyak 52.000 dosis hingga akhir Februari 2022.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Vaksin ini berharga dan diberikan kepada masyarakat secara gratis supaya bisa melindungi dari Covid-19. Pak Wardi [Kepala Disdikbud Sragen, Suwardi], berapa jumlah guru di Sragen? Nanti setiap guru harus membawa satu orang dari anggota keluarga atau tetangga. Kalau jumlah guru ada 9.000 orang maka targetnya ada 18.000 orang yang ikut vaksin dosis ketiga,” kata Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, saat memimpin rapat koordinasi tentang laporan update penanganan Covid-19 di Aula Sukowati Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Selasa (15/2/2022).

Baca Juga: Ini Lokasi dan Syarat Mendapatkan Vaksin Booster di Sragen

Dia menyatakan vaksin dosis ketiga harus diadakan di setiap kecamatan. Setelah menerima masukan dari Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Tatag Prabawanto, Yuni memerintahkan para camat agar setiap desa/kelurahan ditargetkan bisa menyuntik vaksin dosis ketiga masing-masing kepada 200 orang.

Bila di Sragen ada 208 desa dan kelurahan, maka targetnya bisa 41.600 orang yang disuntik vaksin booster. Bila sasaran itu ditambah dengan sasaran Disdikbud, terang dia, maka total bisa mencapai 59.600 orang sehingga target menghabiskan vaksin 52.000 dosis itu bisa habis.

Untuk berjaga-jaga bila target itu tidak tercapai, Yuni meminta setiap organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mendata aparatur sipil negara (ASN) yang belum divaksin booster. Sejauh ini, capaian vaksin dosis ketiga untuk petugas pelayanan publik masih kecil, baru 2,64%.

Baca Juga: Sebagian Anggota PKBM Darussalam Kedawung Sragen Akhirnya Mau Divaksin

Bupati Yuni juga menyoroti jauhnya gap capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua, yakni sampai 46.000 orang atau sekitar 5%. Dia meminta Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, Hargiyanto, untuk menyisir 46.000 orang yang belum vaksin dosis kedua itu.

Yuni memberi waktu dua bulan agar warga yang belum divaksin dosis kedua turun menjadi 2% atau 16.000 orang. “Sebenarnya gap antara dosis pertama dan dosis kedua di Sragen itu terhitung paling kecil nomor dua di Jawa Tengah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya