Solopos.com, SRAGEN -- Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, tidak sepakat dengan wacana pembentukan provinsi baru yang meliputi kawasan Soloraya dan tiga kabupaten di Jawa Timur sebagaimana disampaikan Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
Orang nomor satu di Sragen itu secara tegas menyatakan tidak setuju bila wacana pembentukan provinsi baru itu direalisasikan.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
"[Saya] tidak setuju," kata Yuni dalam pesan singkat yang diterima
Bupati Yuni menilai pembentukan provinsi baru tidak efisien dan cenderung banyak menguras keuangan negara.
"Daerah pemekaran membuat boros uang negara. Proses pembentukan [boros]. Setelah terbentuk pun juga tidak efisien," ucapnya.
Pernyataan Yuni itu sekaligus membantah klaim Juliyatmono yang menyebut banyak kepala daerah yang tertarik dengan wacana itu namun masih malu-malu untuk mengungkapkan.
Dikira Kabur, Sopir Mobil Penabrak Motor di Pasar Kliwon Solo Ternyata Lapor Polisi
Yuni juga menampik anggapan bila penanganan masalah kemiskinan kurang fokus karena wilayah Jateng cukup luas.
"Tidak ada yang sulit pada zaman sekarang untuk koordinasi," paparnya.
Diberitakan, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, melempar wacana tujuh kabupaten/kota di Soloraya ditambah tiga kabupaten di Jawa Timur bergabung membentuk provinsi baru.
Yuli, sapaan akrab Juliyatmono, menyampaikan wacana tersebut pada beberapa kesempatan saat menghadiri undangan acara kedinasan.
Kabupaten/kota di Soloraya itu adalah Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Boyolali, Klaten, dan Kota Solo. Sedangkan tiga kabupaten di Jawa Timur, yakni Magetan, Madiun, dan Ngawi.
Baca juga:
Catat! Ini Jadwal Konser Didi Kempot di Soloraya Oktober-November 2019
Inilah Dory Si Pemain Kendang Kesayangan Didi Kempot
"Sudah lama saya sampaikan itu. Saat masih di DPRD Karanganyar sebagai Wakil Ketua DPRD dulu. Sudah ada kajian dari UNS juga. Penting dibicarakan membuat Provinsi Soloraya ditambah Magetan, Madiun, dan Ngawi," kata Bupati saat ditemui wartawan di sela-sela acara, Senin (7/10/2019).
Salah satu alasan Juliyatmono melempar wacana itu adalah kelengkapan infrastruktur, sarana dan prasarana, fasilitas publik, dan potensi yang dimiliki Soloraya.