SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati memotong pita untuk menandai peresmian Pondok Pesantrean Yatim Darul Al Bayan di Dawung, Sambirejo, Sragen, Sabtu (20/8/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Bupati Sragen meresmikan pesantren yatim senilai Rp3 miliar.

Solopos.com, SRAGEN—Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati meresmikan Pondok Pesantren (Ponpes) Yatim Darul Al Bayan di Dawung, Sambirejo, Sragen, Sabtu (20/8/2016). Ponpes ini dibangun menggunakan dana sekitar Rp3 miliar bantuan dari Yayasan Raf-Thani Qatar.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bantuan Rp3 miliar itu diwujudkan dalam bentuk bangunan gedung yang terdiri atas ruang kelas, kantor, perpustakaan, masjid, asrama, kantin, ruang tamu, ruko dan lain-lain. Pesantren yang memiliki daya tampung 40 santri itu dibangun pada lahan seluas 2.899 meter persegi.

”Untuk sementara ini, baru ada 36 santri di ponpes ini. Mereka adalah anak yatim dan dari kalangan keluarga miskin. Mereka belajar di sini secara gratis. Mudah-mudahan dalam jangka tiga tahun, mereka bisa hafal 30 juz dalam Alquran,” kata Ketua Pembina Ponpes Yatim Darul Al Bayan Muslih Abdul Karim saat ditemui wartawan di lokasi.

Perwakilan dari Raf-Thani Qatar Shalih Al Mari mengatakan biaya operasional ponpes selama setahun penuh masih ditanggung yayasan yang dikelolanya tersebut. Dia berharap Ponpes Yatim Darul Al Bayan bisa menjadi percontohan pembangunan pesantren di Indonesia.

“Saya bangga dengan masyarakat Indonesia yang mau bahu membahu membina anak yatim supaya tumbuh menjadi pribadi baik,” jelas Shalih.

Sementara itu, Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati berharap Raf-Rhani Qatar tidak sekadar membantu pendidikan anak yatim, tetapi juga peduli dalam program pengentasan kemiskinan di Bumi Sukowati. Dia mengakui Kabupaten Sragen masuk zona merah kemiskinan di Jawa Tengah.

“Angka kemiskinan di Sragen masih tinggi. Kami akan senang apabila ada uluran tangan dari Qatar,” papar Yuni.

Yuni berharap Ponpes Yatim Darul Bayan tetap menjaga nilai-nilai nasionalisme. Dia mengkritik panitia peresmian ponpes yang tidak membuka acara dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

“Mumpung masih dalam semangat HUT Proklamasi Kemerdekaan, saya berharap lagu Indonesia Raya bisa dikumandangkan untuk membuka apapun acaranya. Pesantren ini dibangun menggunakan dana dari Qatar, tapi berdiri di Indonesia. Sudah semestinya semangat cinta tanah air itu digelorakan,” pinta Yuni.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya