SOLOPOS.COM - Pasar Barong lama di Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen. Foto diambil Kamis (13/1/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pasar Barong di Desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, bakal rata dengan tanah. Bupati Sragen, Kusdinar Utung Yuni Sukowati, sudah memerintahkan jajarannya untuk merobohkan bangunan pasar lama itu untuk dijadikan lahan parkir.

Sementara 98 pedagang Pasar Barong diminta untuk menempati gedung pasar yang baru. Di Pasar Barong yang baru terdapat 112 kios dan los yang dapat ditempati secara gratis oleh pedagang. Pembangunan gedung Pasar Barong yang baru menghabiskan anggaran Rp3,75 miliar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasar Barong Sragen
Kondisi los dan kios di Pasar Barong yang baru selesai dibangun dan diresmikan Bupati Sragen di Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, Kamis (13/1/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Lurah Pasar Barong, Haryanto, menyampaikan 98 pedagang itu terdiri atas 52 pedagang yang menempati kios dan 44 orang menempati los.

Baca Juga: Pasar Barong Diusulkan Jadi Sentra Oleh-Oleh Wisata Gunung Kemukus

“Para pedagang lama dipastikan masuk semua ke pasar baru. Di pasar baru itu ada 32 kios dan 80 los. Jadi masih ada sisa belasan los digunakan untuk menampung pedagang oprokan yang ada di pinggir jalan desa menuju ke pasar lama. Sebenarnya Pasar Barong itu merupakan pasar krempyeng karena bukanya pagi,” ujarnya kepada Solopos.com, Kamis (13/1/2022).

Dia menjelaskan sebenarnya dari 98 pedagang lama itu hanya 45 orang di antaranya yang mengantongi izin. Yang belum punya izin itu, kata dia, sempat dihitung ada 80 orang. Meski begitu, semua pedagang itu bisa masuk semua ke pasar baru.

“Sesuai arahan Bupati, pasar lama itu dibongkar dan diratakan untuk areal parkir. Luasannya mencapai 2.000 meter persegi. Lokasi ini cocok untuk parkir bus bagi pengunjung Gunung Kemukus. Nanti juga akan disiapkan kios-kios suvenir,” jelasnya.

Baca Juga: Berkenalan dengan Istri Mbah Gajah, Penunggu Pasar Hewan Gondang Sragen

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Dinkop UKM dan Perindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, menjelaskan Pasar Barong ini merupakan prototipe pasar yang dibangun dengan dana tugas pembantuan. Untuk penataannya, Cosmas menunggu hibah dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Sembari menunggu hibah, pedagang boleh masuk pasar baru tetapi belum ditarik retribusi. Pasar baru itu diprioritaskan untuk pedagang lama. Lokasi pasar lama memang diratakan tanah untuk parkir. Ke depannya Pasar Barong ini bisa disinkronkan dengan wisata Gunung Kemukus. tetapi dilihat dulu perkembangan seperti apa. Yang penting masyarakat sekitar dilibatkan,” jelasnya.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berpesan dalam penataan pedagang supaya dimusyawarahkan karena ada pedagang yang katanya berasal dari luar Barong. Yuni, sapaan akrabnya, tidak ingin pembangunan pasar justru menimbulkan kekacauan.

Dilema Pasar Banaran Sragen, Hidup Segan Mati Tak Mau

Dia menginginkan pasar tradisional ini harus lebih baik daripada pasar modern sehingga pasar hidup. Yuni mengaku banyak yang mengajukan izin pendirian pasar modern, namun ia tak dengan mudah memberikannya. Izin pendirian pasar modern, kata dia, ada aturannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya