SOLOPOS.COM - Sebuah stiker keluarga prasejahtera tertempel di pintu rumah yang dihuni keluarga Hartatik di Dukuh Ngabeyan RT 003, Desa/Kecamatan Kedawung, Sragen, Sabtu (23/11/2019). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati dibuat kaget saat mengundang 100 orang perwakilan keluarga prasejahtera saat sosialisasi stikerisasi keluarga prasejahtera di Pendapa Rumdin Bupati Sragen.

Yuni melihat 100 orang dari keluarga miskin itu ternyata memiliki handphone (HP) dengan merek yang bervariasi. “Beberapa hari lalu saya undang 100 orang keluarga prasejahtera ke Pendapa Rumdin Bupati saat sosialisasi stikerisasi program keluarga harapan [PKH]. Ternyata 100 orang yang saya undang itu pegang HP,” ujar Yuni saat membuka pelatihan guru PAUD di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, akhir pekan lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Yuni mengaku melihat di antara HP yang dibawa warga tersebut ada yang merek Samsung serta Xiomi yang harganya paling tidak jutaan rupiah. Yuni juga mengundang anak-anak mereka untuk hadir.

Diculik Pria Banyuwangi, Bocah Kartasura Ditemukan di Sragen

Yuni bercerita sebagian orang tua itu memberikan HP-nya kepada anak mereka supaya bisa bermain dan tidak rewel. Yuni sempat bertanya-tanya kok keluarga prasejahtera punya HP? Bagaimana mereka memaknai teknologi itu?

Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com, tak semua warga prasejahtera punya HP. Salah satu keluarga prasejahtera di Dukuh Ngabeyan RT 003, Desa/Kecamatan Kedawung, Sragen, Hartatik, tak memiliki HP bermerek saat Solopos.com berkunjung ke kediamannya, Sabtu (23/11/2019).

Hartatik sibuk menggendong bayi perempuannya yang masih berumur dua bulan. Ia juga memiliki anak laki-laki yang masih kelas II SD, serta seorang anak perempuan yang baru lulus SMK pada 2019 ini.

Jenazah Sumanto Pemilik Kedai Sate Kambing Pak Manto Dimakamkan di Wonogiri

Suaminya, Agung Widiyanto, bekerja sebagai pekerja harian lepas di pabrik karet tak jauh dari tempat tinggalnya. Upahnya sekitar Rp800.000 per bulan.

Hartatik pun tak memiliki pekerjaan sampingan sejak melahirkan bayinya. Ia dan keluarganya tinggal di rumah milik orang tuanya yang sudah ditempeli stiker keluarga prasejahtera di pintu rumahnya.

Stiker itu dipasang Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno pada Kamis (21/11/2019) lalu. “Saya tidak malu rumah saya ditempeli stiker. Bantuan PKH sangat kami butuhkan untuk biaya sekolah anak dan biaya hidup keluarga,” ujar Hartatik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya