SOLOPOS.COM - Sosialisasi new normal dan pentingnya mentaati protokol kesehatan di Balai Desa Patihan, Sidoharjo, Sragen, Selasa (14/7/2020). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati dan jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menggelar sosialisasi masif ke masyarakat agar disiplin mengenakan masker dan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah meluasnya persebaran Covid-19.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati tak henti-henti mengingatkan masyarakat untuk menaati protokol kesehatan, khususnya mengenakan masker dan jaga jarak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, peringatan dari sosok Bupati Sragen pun tak dihiraukan masyarakat, terutama kaum petani yang enggan menggunakan masker saat bekerja di sawah.

Yuni, sapaan akrab Bupati, mengaku gemas melihat petani di sawah tak mengenakan masker dengan alasan sumpek, tidak nyaman, dan seterusnya.

Ketua DPRD Termiskin Se-Jateng, Suparno Utamakan Pendidikan Anak Ketimbang Tambah Aset

Ketika hendak memberi masker pun, Yuni mengaku heran karena petani bukannya berterima kasih tetapi justru meminta barang yang lain, yakni kaus lengan panjang.

"Saya sampai turun ke sawah dan menanyai petani itu. Kok enggak pakai masker? Jawabnya, wong ning sawah kok nganggo masker, ambegane angel. [Di sawah kok pakai masker, sulit bernapas]," urai Yuni di Balai Desa Patihan, Sidoharjo, Sragen, Selasa (14/7/2020).

"Lalu mereka bilang daripada diberi masker, lebih baik dikasih kaus lengan panjang langsung bisa dipakai,” kisah Yuni yang diamini para petani yang diajak dialog pada kesempatan itu.

Yuni juga mengelus dada ketika mendatangi pentas musik yang bisa disiarkan secara daring karena masih banyak warga yang tak pakai masker dan duduknya berdekatan tanpa ada jarak.

Digeruduk Emak-Emak, Arena Judi Dingdong di Gawan Tanon Sragen Ditutup

Padahal WHO [organisasi kesehatan dunia], ungkap Bupati Sragen, sudah menyampaikan bila penularan Covid-19 bisa lewat udara sehingga tingkat infeksinya semakin luas.

“Solo sudah ada satu orang meninggal. Apa Sragen mau jadi zona merah? Tentu tidak. Makanya penting pakai masker karena masker bisa mencegah. Saya minta para pengurus kelompok tani yang hadir bisa menyampaikan edukasi kepada anggotanya supaya menaati protokol kesehatan,” ujarnya.

Periksa ke Rumah Sakit

Bupati Yuni kemudian mengemukaan soal kasus Covid-19 di Sragen yang jumlahnya sudah mencapai 51 orang dengan rincian 41 sembuh, satu orang meninggal, dan sembilan orang dirawat.

Bupati Sragen menyampaikan satu tambahan kasus terakhir merupakan warga yang lumpuh dan tidak bisa keluar rumah tetapi sebulan sekali periksa ke rumah sakit.

“Nah, kemungkinan saja tertular saat di rumah sakit atau ada tamu yang membesuknya di rumah,” kata Bupati Sragen.

Kronologi Kecelakaan Truk VS Truk di Sragen hingga Sopir Tewas Tergencet

Saat sosialisasi itu, ada petani dari Kelompok Tani Karya Mulya Sidoharjo, Marso, bertanya setiap manusia mengeluarkan karbondioksida dan saat pakai masker maka karbondioksida itu bisa dihirup kembali ke tubuh.

“Apa lewat karbondioksida itu juga berisiko?” katanya menanyakan dampak penggunaan masker.

Pertanyaan itu jawab Bupati dengan panjang lebar, yang intinya karbondioksida dari tubuh kita dan masuk kembali ke tubuh kita tidak apa-apa karena pakai masker.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya