SOLOPOS.COM - LOKASI KECELAKAAN -- Petugas Satlantas Polres Sragen melakukan olah TKP di perlintasan KA tak berpalang pintu di Dukuh Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (23/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berencana mengangkat tenaga harian lepas (THL). Mereka akan bertugas menjaga palang pintu kereta api (KA) di perlintasan KA di Dusun Bedowo, Desa Jetak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen.

Bupati membutuhkan lima orang penjaga untuk bertugas secara bergantian setiap hari dalam waktu 24 jam. Honor penjaga tersebut diambilkan dari APBD karena PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak memiliki anggaran untuk menggaji mereka.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penjelasan Bupati tersebut disampaikan saat ditemui wartawan seusai menerima 21 atlet paralimpik nasional di Kantor Dinas Bupati Sragen, Rabu (13/10/2021). Yuni, sapaan akrab Bupati, menyampaikan PT KAI akan menyiapkan sarana dan prasarana untuk palang pintu perlintasan KA. Kemudian pemerintah desa, ujar dia, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) penjaga perlintasan.

Baca Juga: Bukannya Dikasih Palang Pintu, PT KAI Ingin Perlintasan Bedowo Ditutup

“Kami masih dalam proses mencari penjaga. Bisa saja penjaganya dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) karena jalan yang melintas di perlintasan KA Bedowo itu merupakan jalan kabupaten. Honornya diambilkan dari APBD,” ujarnya.

Sebenarnya sudah ada pemetaan jumlah perlintasan KA yang tidak berpalang pintu. Kalau semua diberi palang pintu maka anggarannya besar.  “Tetapi kalau tidak diberi palang pintu berisiko terjadi kecelakaan,” ujar Yuni.

Ia meminta masyarakat supaya lebih berhati-hati dan waspada saat melintasi perlintasan KA. Dia mengimbau kepada warga sekitar perlintasan supaya bisa menginisiasi adanya petugas jaga secara swadaya. Petugas jaga swadaya ini  sudah berjalan di perlintasan KA Siboto, Kalijambe, Sragen.

Baca Juga: Perlintasan Maut KA Bedowo Jetak, 4 Kecelakaan Selalu Telan Korban Jiwa

Dishub Sragen sudah memetakan perlintasan KA tanpa pintu palang yang berisiko tinggi, sedang, dan rendah. Yuni melihat perlintasan KA Bedowo ini sering terjadi kecelakaan sehingga penting untuk menempatkan penjaga yang bekerja 24 jam secara bergantian.

Bupati Yuni menyampaikan selama ini sebenarnya PT KAI tidak memiliki alokasi anggaran untuk honor penjaga palang pintu. Tetapi kalau untuk menganggarkan palang pintunya masih memungkinkan karena tidak masuk pada belanja rutin.

“Misalnya Sragen itu memiliki 10 perlintasan KA yang berisiko tinggi maka harus ada palang pintu di 10 perlintasan itu secara bertahap. Penjaga palangnya itu yang memungkinkan diambilkan dari THL bukan ASN [aparatur sipil negara],” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya