SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, M. Said Hidayat (kiri), saat berbincang-bincang dengan petani penerima alat bantuan mesin pertanian di halaman kantor Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Kamis (17/11/2022). (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Petani milenial di Boyolali masih tergolong sedikit atau hanya 10% dari total petani yang ada. Jumlahnya yakni 11.719 petani dari total 109.546 petani.

“Kemarin Dinas Pertanian melaporkan baru ada 11.719 petani milenial. Kalau disandingkan dengan jumlah petani secara keseluruhan, ini data berjalan ya dan masih dibenahi, itu 109.546, artinya kan masih jauh,” kata Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, di halaman Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Kamis (17/11/2022).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Bupati menyampaikan itu bersamaan dengan penyerahan bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) senilai Rp1 miliar kepada puluhan gabungan kelompok tani (gapoktan) dan kelompok wanita tani.

Lebih lanjut, Said mengatakan saat ini Pemkab Boyolali sedang melaksanakan benah data termasuk dalam urusan pertanian.

Data pertanian perlu diperhatikan dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 Tahun 2016 yang telah diperbaharui dengan Perda Nomor 3 Tahun 2022 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Baca juga: Sakjose Mazzeh! Petani Milenial Klaten Kembangkan Aplikasi Sirojo & Sitampan

“Maka yang kami dorong adalah upaya dalam rangka menjaga lahan pertanian berkelanjutan ini bukan hanya sekadar persoalan lahan yang kami jaga, tapi siapa yang mampu menjaga? Maka kehadiran petani milenial menjadi bagian penting,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali, Bambang Jiyanto, mengatakan Pemkab selalu mendorong lahirnya petani milenial.

Wujud dorongan tersebut, jelasnya, seperti Dispertan Boyolali yang membuat Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya untuk petani-petani muda.

“Kami bikinkan kelompok yang isinya anak muda semua, kemudian bisa mengedukasi yang lain. Kami ajari cara menjual hasil tani dengan website. Kemudian berjualan di daerah wisata, selanjutnya juga kami ajari kalau bertani tak sebatas menanam. Jadi kami ajari pasca-panennya,” jelasnya.

Bambang mengatakan pelatihan pascapanen juga penting agar produk-produk petani milenial dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Baca juga: Petani Milenial Sragen Inisiasi P4S Tarik Generasi Muda Jadi Petani

Lebih lanjut, ia mengatakan petani milenial tersebar di semua kecamatan yang ada di Boyolali. Akan tetapi, ia menyebutkan jumlah per kecamatan tidak sama.

“Tetapi ada satu kelompok tani di Senden, tepatnya di Dukuh Pasah, Kecamatan Selo. Itu satu kelompok mayoritas petani milenial dan sudah jadi P4S,” ujarnya.

Kemudian, Bambang mengatakan untuk mengatasi permasalahan petani milenial yang sedikit akan tetapi lahan yang digarap luas. Maka, lanjut dia, harus ada mekanisasi pertanian.

Mekanisasi untuk petani-petani Boyolali bertujuan memudahkan pekerjaan. Ia mencontohkan semisal pengangkutan yang biasanya manual atau memakai sepeda, bisa dengan kendaraan roda tiga. Atau biasanya mencangkul manual, sekarang sudah ada cultivator.

“Jadi meski jumlah petaninya agak sedikit, tapi kalau alatnya komplit jadi yang dikelola bisa luas. Sehingga Boyolali lumbung pangan dan kota susu tetap bisa terwujud. Dan kita tidak pernah defisit beras, selalu surplus, pertahun mungkin sekitar 40.000 ton,” ujarnya.

Baca juga: Datangi Pekarangan Petani Milenial di Jatinom, Bupati Klaten Panen Cabai

Dalam kesempatan tersebut, diserahkan Alsintan yang bersumber dari anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Kabupaten dan Provinsi Jawa Tengah serta bantuan bibit cabai dari Bank Indonesia.

Total dari Alsintan yang diserahkan senilai Rp1.001.917.500 dan untuk tanaman cabai setara Rp85.000.000.

Total sarana yang akan diserahkan Bupati Said senilai Rp1.086.917.500 terdiri dari 41 cultivator, 149 hand sprayer, empat kendaraan roda tiga, tiga alat pemipil jagung, 10 unit mesin pompa air, dan 8.500 tanaman cabai.

Salah satu penerima bantuan asal Gapoktan Ngudi Mulyo III, Sulardi, 65, mengatakan dirinya mendapatkan bantuan satu kendaraan angkut roda tiga.

Ia merasa senang dengan bantuan yang diberikan oleh Pemkab Boyolali. Ia mengatakan dengan kendaraan yang ia terima maka dapat memudahkannya ketika mengangkut hasil tani atau pupuk.

Baca juga: Kebebasan Berserikat bagi Petani Belum Optimal



“Besok itu saya mau menyalurkan 22 ton bantuan pupuk kompos dari kehutanan dan jahe 12 kuintal. Jadi bisa pakai ini untuk alat angkut, sebelumnya ya manual pakai orang. Ini sangat membantu sekali,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya