SOLOPOS.COM - Dua orang pesepeda berfoto-foto saat berkunjung di promenade New Kemukus, Pendem, Sumberlawang, Sragen, Jumat (18/2/2022). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Para warga dari empat desa di Sragen, Jawa Tengah, diminta mengajak keluarganya yang pulang dari perantauan (mudik) berkunjung ke objek wisata New Kemukus. Objek wisata keluarga itu sekarang berwajah beda dan kesan esek-esek di New Kemukus sudah mulai hilang.

Permintaan itu diungkapkan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat mendatangi pengajian Ahad pagi yang jemaahnya berasal dari Desa Pelemgadung, Desa Mojorejo, Desa Ngarum, dan Desa Srimulyo. Pengajian Ahad pagi itu digelar di depan Masjid Baitul Akrom Gumantar, Pelemgadung, Karangmalang, Sragen, Minggu (24/4/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yuni, sapaan akrabnya, menyampaikan New Kemukus akan diresmikan Ketua DPR RI Puan Maharani pada Rabu (27/4/2022) besok. Dia menyatakan New Kemukus menjadi ikon baru bagi pariwisata Kabupaten Sragen.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ke Kemukus kenapa? Dolan. Ke Kemukus kenapa? Berziarah. Ke Kemukus kenapa? Kumpul-kumpul bersama keluarga. Ajak keluarga yang baru pulang dari perantauan atau famili dari jauh untuk berkunjung ke New Kemukus. Objek itu memiliki cerita baru, bukan lagi sex mountain. Kami sudah mengubah citra negatif Kemukus karena orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” ujar Yuni.

Baca juga: Ketua & Anggota DPRD Sragen Mendadak Dites Narkoba, Kenapa?

Yuni berencana mengundang Habib Syech Abdul Kadir Assegaf untuk berselawat di New Kemukus dengan tema Kemukus Berselawat, 19 Mei 2022 mendatang. Yuni ingin dengan berselawat yang jelek-jelek berguguran. Dengan berselatan, keburukan yang bersembunyi-sembunyi keluar semua. “Ibarat semut itu kalau kepanasan pasti lari keluar berhamburan,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Yuni mengingatkan dalam nuansa mudik supaya tetap waspada dengan Covid-19 karena masih pandemi Covid-19. Dia menyampaikan Menteri Kesehatan sudah mengatakan bila Covid-19 di Jawa dan Bali mulai naik seiring dengan kegiatan masyarakat yang bebas.

“Yang jadi perhatian pemerintah ditaati. Pengajian boleh. Tidak jaga jarak tidak apa-apa. Anjuran pemerintah itu minimal pakai masker. Orang positif Covid-19 sekarang itu tidak merasakan karena kekebalan tubuhnya tinggi. Kalau ada yang greges-greges tidak perlu dites, tapi istirahat di rumah 10 hari selesai,” katanya.

Baca juga: Menelusuri Kisah Nabi Bersama Anak Yatim Duafa di Syariah Hotel Solo

Jalan Rusak

Yuni sempat disambati Kades Pelemgadung Bekti Priyo Sambodo tentang jalan rusak di desanya. Desa tidak lagi mampu membangun jalan rusak karena dana desa tidak cukup mengingat kena refokusing untuk kegiatan penanganan Covid-19.

“Dalane dewe kok jaluk Bupati? [jalannya sendiri kok minta Bupati?] Jalan desa itu tanggung jawab desa. Kalau alasannya ada refosucing, tidak bisa membangun, ya sama dengan Bupati. Ayolah, kita punya kewajiban supaya Covid-19 terkendali dari pandemi menjadi endemi maka bisa membangun. 2023 mendatang mudah-mudahan pembangunan mulai masif. Jadi jalanmu ya bangunen dewe,” ujarnya.

Sementara Kades Pelemgadung Bekti Priyo Sambodo mengatakan ada aturan baru dari pusat sehingga APBDes harus diubah. Bekti meminta bantuan untuk mengawal kondisi jalan yang rusak di Desa Pelemgadung. “Kami di desa hanya pelaksana dan tidak bisa membuat undang-undang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya