SOLOPOS.COM - Sunarna (JIBI/SOLOPOS/dok)

Klaten (Solopos.com) – Maraknya pungutan sekolah kepada walimurid atas kelulusan sekolah benar-benar membuat Bupati Klaten Sunarna bersikap tegas.

Sunarna (JIBI/SOLOPOS/dok)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia berjanji segera menerbitkan surat keputusan (SK) yang melarang setiap sekolah untuk memungut biaya kelulusan dengan alasan apapun. “Kalau nekat memungut, kepala sekolah akan saya mutasi. Ini tak main-main,” kata Sunarna kepada wartawan seusai menghadiri Rapat Paripurna di Gedung DPRD Klaten, Kamis (19/5).
Ekspedisi Mudik 2024

Belum lama ini, Bupati Sunarna memang telah melarang pungutan kelulusan sekolah kepada walimurid. Namun, larangan yang ia sampaikan tersebut sebatas peringatan melalui media massa kepada sekolah-sekolah. Atas masukan dari berbagai pihak soal masih banyaknya sekolah yang secara sembunyi-sembunyi memungut kelulusan, Bupati Sunarna akhirnya ambil langkah tegas. “Saya dengar ada ijazah siswa ditahan sebelum membayar biaya kelulusan. Ini harus ditindak. Dalam waktu dekat, saya akan memanggil Dinas Pendidikan dan segera mengeluarkan SK pelarangan pungutan kelulusan,” urainya.

Sunarna melanjutkan, para guru juga sudah semestinya lebih memahami betapa beratnya beban biaya yang harus ditanggung anak sekolah saat ini. Dengan demikian, perasaan yang muncul dari hati para guru ialah sikap empati serta jiwa tulus untuk memberikan ilmu kepada para siswanya. “Kasihan kan kalau siswanya berasal dari keluarga kurang mampu. Bisa ikut sekolah itu dan ujian itu sudah cukup. Jangan pungut mereka dengan alasan sebagai tanda kenang-kenangan,” paparnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komis IV DPRD Klaten, Nurcholis Madjid mengungkapkan, keluhan soal pungutan untuk kenangan-kenangan para guru diakuinya memang telah menjadi lagu lama. Keluhan semacam itu kian terdengar nyaring ketika masa ujian dan tahun ajaran baru menjelang tiba. “Walimurid banyak yang pusing memikirkan banyaknya pungutan sekolah, termasuk pungutan untuk kenang-kenangan guru. Mestinya, itu sukarela bukan mematok nilai rupiah,” paparnya.

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya