SOLOPOS.COM - Aktivitas jual beli sapi di Pasar Hewan Nglangon, Sragen, pada hari pasaran Pahing, Sabtu (21/5/2022). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama, dan pejabat lainnya meninjau Pasar Hewan Nglangon, Sragen, untuk memantau potensi penyakit mulut dan kaki (PMK) pada hewan, Sabtu (21/5/2022).

Pemeriksaan sapi di Pasar Hewan Nglangon dilakukan dengan melihat fisik sapi, seperti mulut berbusa atau tidak dan ada pembengkakan pada kuku sapi atau tidak. Pemeriksaan melibatkan paramedis dan petugas medis veteriner dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sragen. Sebagai informasi, populasi sapi saat hari pasaran Pahing di Pasar Nglangon mencapai 600 ekor dan kambing mencapai 100-an ekor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ya, kami bersama forkompimda mengecek sapi di Pasar Nglangon. Kami mengecek sapi dari luar daerah yang masuk Sragen. Hewan-hewan dari luar Sragen itu sudah membawa SKKH [surat keterangan kesehatan hewan]. Pengecekan dilakukan dengan melihat fisik hewan. Bila nanti ada indikasi PMK langsung di karantina dan diambil sampel liur untuk pemeriksaan laboratoriun,” ujar Bupati Yuni saat ditemui Solopos.com, Sabtu.

Ekspedisi Mudik 2024

Yuni mengatakan selama pemeriksaan  tidak ditemukan indikasi PMK. Dia mengatakan apa yang dilakukan tersebut sebagai upaya pencegahan supaya pedagang tidak menjual sapi sakit. Dia mengimbau kepada warga sampai ke tingkat RT untuk mewaspadai PMK. Bila ditemukan indikasi PMK, imbau Yuni, segera melaporkan kepada Disnakan agar dilakukan treatment dan dikarantina.

“Sapi yang terjangkit PMK jangan dipotong meskipun tidak berbahaya bagi manusia. Kalau pun dikonsumsi hanya dagingnya, jangan mengonsumsi jerohan, lidah, dan kaki. Jadi jangan makan tengkleng dulu,” ujar Yuni.

Baca juga: 6 Ekor Sapi di Sragen Terindikasi Terkena PMK, Ini Langkah Disnakkan

Bupati sudah mendapat laporan adanya indikasi kasus di Plupuh dan Tanon tetapi masih suspect. Dia mengatakan ada enam ekor sapi yang diambil sampel untuk diperiksa di laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta, tapi sampai sekarang belum turun. “Jadi hasil diagnosanya masih menunggu hasil laboratoriun,” jelasnya.

Fungsional Medik Veteriner Disnakan Sragen drh. Suprapto saat ditemui Solopos.com, Sabtu, di Pasar Hewan Nglangon, Sragen, mengatakan populasi sapi di Pasar Hewan Nglangon mencapai 600 ekor sapi dan 100-an ekor kambing. Dia menerangkan pemeriksaan hewan dilakukan pada hewan yang baru datang untuk mencegah peredaran PMK.

“Selama pemeriksaan belum ditemukan indikasi PMK. Penularan PMK itu cepat sekali dan Sragen menjadi pintu masuk sapi dari Jawa Timur yang sudah terjangkit kasus PMK. Cepat atau lambat mungkin muncul juga kasus itu. Pemeriksaan hewan itu hanya di satu titik di Banaran, Sambungmacan. Tapi kami tidak bisa mendeteksi sapi yang keluar masuk Sragen lewat jalur alternatif,” ujarnya.

Baca juga: Waspadai PMK, Disnakkan Sragen Gandeng Polisi Awasi Hewan Ternak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya