SOLOPOS.COM - Bupati Grobogan Sri Sumarni ingin zero kasus stunting di Kabupaten Grobogan pada 2026. (Solopos/Arif Fajar S)

Solopos.com, PURWODADI – Bupati Grobogan Sri Sumarni menginginkan zero kasus stunting di Kabupaten Grobogan pada 2026 mendatang atau akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

“RPJMD mentargetkan 2024 angka stunting 14 %, dan pada 2021 sudah mencapai 9,6 %, maka saya juga sependapat dengan Wabup, mestinya Grobogan harus berani menjadi Kabupaten dengan zero stunting pada 2024 atau akhir RPJMD 2026,” jelas Bupati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu ditegaskan Bupati Grobogan Sri Sumarni saat Rembung Stunting dan Pengukuhan Pengurus TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) tingkat kabupaten dan kecamatan, di Gedung Riptaloka, Setda Grobogan, Rabu (22/6/2022).

Menurut Bupati, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), pada 2018 Kabupaten Grobogan angka stunting 39,2 %, atau urutan tertinggi kedua se-Jawa Tengah.

“Kemudin dari data Survei Status Gizi Indoneia (SSGI) dan Riskesdas pada 2020 abgkat stunting 29,13 %, atau urutan ke 11.
Alhamdulillah, berdasarkan SSGI 2021, kita [Grobogan] terendah se Jawa Tengah, yaitu 9,6%,” kata Bupati.

Baca juga: Mitos di Grobogan, Menikah Ngalor Ngetan Jadi Pantangan, Ini Maksudnya

Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto selaku Ketua TPPS Grobogan menjelaskan, meskipun capaian angkat stunting 9,6% semua tidak boleh terlena.

“Karena mempertahankan capaian itu lebih berat. Untuk itu RPJMD 2021-2026, kita tetapkan program unggulan dalam mendukung Misi 1 RPJMD, yaitu Gerakan Cegah Stunting [Geceg stunting],” kata Wabup.

Gerakan ini lanjutnya, akan mendorong semua pemangku kepentingan baik Pemerintah, Akademisi, Dunia Usaha, Organisasi/Lembaga, Masyarakat dan Media untuk peduli terhadap stunting.

Target dari indikator stunting mulai 2024 sebesar 14%, pada 2021 ini prevalensi stunting Grobogan sudah kurang dari 10 %.

Baca juga: Epidemiolog: Anak Kelompok Paling Rentan Hadapi Perluasan Wabah Global

“Tentunya dengan capaian ini, kita harus berani mendeklarasikan Grobogan sebagai kabupaten zero kasus stunting pada 2026 atau akhir RPJMD,” ujar Wabup Bambang.

Kepala DP3AKB Grobogan Indartiningsih menjelaskan, stunting bisa dicegah dengan Seribu Hari Pertama Kehidupan dimulai dengan edukasi calon pengantin sebelum menikah oleh tim pendamping keluarga (TPK).

“Edukasi sebelum menikah, pemantauan gizi ibu, termasuk saat hamil hingga anak lahir sampai lima tahun dan anak sekolah. Sebagai upaya pencegahan stunting,” ujarnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya