BUNUH DIRI SRAGEN : Pusing Tak Kunjung Sembuh, Warga Mondokan Gantung Diri

Hampir setiap hari Sukinem mengonsumsi obat sakit kepala merk Oskadon.

Solopos.com, SRAGEN — Nenek-nenek asal Dukuh Ngelok, RT 021, Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sukinem, 74, nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di kamarnya, Sabtu (11/2/2017) pagi. Sukinem menggantungkan leher ke kain selendang yang diikatkan pada kayu usuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keponakannya Suramto, 60, adalah yang kali pertama mendapati Sukinem sudah tak bernyawa pada pukul 06.30 WIB.

Kapolsek Mondokan, AKP Kabar Bandiyanto, mewakili Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso saat dihubungi Solopos.com, Sabtu, menjelaskan proses evakuasi korban gantung diri dimulai pukul 08.30 WIB dan baru selesai pada pukul 09.30 WIB. Dia menjelaskan dari keterangan keluarga, Sukinem menderita sakit kepala yang tak kunjung sembuh.

“Hampir setiap hari Sukinem mengonsumsi obat sakit kepala merk Oskadon. Dia tidak mau diobatkan ke puskesmas. Belakangan dia sering mengeluh sakit dan ingin mati. Ternyata keinginanya untuk mati nekat dilakukan dengan cara gantung diri itu,” ujar Kabar.

Dia menjelaskan Sukinem merupakan janda tua yang tidak memiliki anak. Sukinem tinggal serumah dengan keponakannya, Suramto. Kondisi rumah lawas itu masih berdinding papan kayu. Sukinem tinggal di rumah bagian belakang sementara Suramto tinggal di rumah bagian depan. “Suramto tidak mengetahui kalau Sukinem nekat bunuh diri. Saat dicari ke kamarnya, Sukinem ditemukan dalam kondisi tergantung dan tidak bernyawa. Suramto langsung meminta bantuan warga setempat dan melaporkan peristiwa itu ke polisi,” ujarnya.

Tim Polsek Mondokan bersama tim identifikasi Polres Sragen dan dokter Puskesmas Mondokan yang disaksikan tokoh masyarakat mengidentifikasi jenazah Sukinem. Dari hasil visum luar, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan kematian Sukinem disebabkan karena gantung diri.